Lihat ke Halaman Asli

Lika Liku Luka Kaku

Diperbarui: 3 Februari 2023   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bibir mengering adrenalin meninggi menjaring pikiran menghadapi tiap kemungkinan

Berapa malam lagi nafas ini menunjang gerak yang bimbang

Tiap orang dengan waktu berlalu menuju jerjak menjadi mati pun hilang arah

Bukan tempatnya disini di bawah yang beda, awan tanpa langit ini awan di atas kaca

awan itu beredar disetiap sudut gang dibalik pagar seng ditipu mesin ding dong

Hidup terasa bergairah di bawah awan sebelum terikat dengan janji seumur hidup dengan sugesti

hingga jenuh menyelami jiwa ingin rasa awan memudar namun ini awan di atas kaca

Bukan hal mudah mengatasi sugesti dan tubuh sekarat lunglai ngilu pada sendi rongga mulut

Sampai akhirnya jatuh di hadapan pria berkumis bapang yang sedang memegang timbangan digital

Sampai memenuhi sugesti dan keinginan daging lupa kapan awan menyingkir tapi awan ini awan di atas kaca

Di depan meja di hadapan gagahnya seragam coklat bukan solusi untuk menyingkirkan awan karena awan ini awan di atas kaca

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline