Lihat ke Halaman Asli

Niken Satyawati

TERVERIFIKASI

Ibu biasa

Kesantunan Seorang Jokowi

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14297154151166763255

Saat Kongres PDIP yang berlangsung di Bali, alih-alih mengangkat isu yang substansial dan sekaligus signifikan, sebuah media cetak nasional, Rakyat Merdeka, memilih headlines (berita utama halaman satu) “Jokowi Menuangkan Minum Megawati”  dengan upper/judul kecil “Di Acara Kongres PDIP”. Adapun portal yang dikelola kader Partai Keadilan Sejahtera, PKSPiyungan, seolah tak mau ketinggalan. Mereka mengekor dengan membuat berita berjudul, “Tugas Besar Jokowi di Kongres PDIP: Menuangkan Minum Megawati”.

Tujuan redaksi kedua media tersebut berhasil. Screenshoot halaman pertama Rakyat Merdeka disebarluaskan oleh kalangan haters Jokowi. Berita PKSPiyungan juga disebarluaskan dengan sukses atas bantuan pasukan maya partai tersebut. Sumpah serapah dan caci maki dan segala macam kalimat bernada hinaan kepada Presiden RI pun meramaikan setiap kolom komentar yang biasanya panjang dan bersahut-sahutan menanggapi postingan kedua konten yang serupa tapi tak sama itu.

Peristiwa menuangkan minuman adalah hal yang tidak substansial dan sama sekali tidak signifikan dibanding isu utama kongres itu sendiri. Dan hal itu telah digarap secara tidak proporsional dengan menjadikannya sebagai headlines, digoreng dan dibumbui sehingga pembaca akan membuat kesimpulan bahwa Jokowi bertekuk lutut di hadapan Megawati. Utamanya di kalangan haters, informasi itu dibuat untuk membuat mereka semakin membenci Jokowi.

1429715451744793082

Sedangkan Presiden Jokowi sendiri terlalu sibuk untuk tersita perhatiannya oleh ulah kedua media itu. Kini di ajang Konferensi Asia-Afrika (KAA), Jokowi melakukan hal serupa. Sama-sama menuangkan air minum. Namun yang mendapat “kehormatan” bukan lagi Megawati, melainkan Ahmad Heryawan alias Kang Aher, Gubernur Jawa Barat yang menjadi tuan rumah peringatan 60 Tahun KAA. Foto ini saya lihat di timeline Facebook saya, diposting beberapa kawan. Entah apalagi dalih Rakyat Merdeka dan PKSPiyungan untuk momentum “penuangan air minum” itu.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jokowi saat menuangkan air minum kepada Megawati dan Aher? Apakah ada motivasi lain seperti diprasangkakan kedua media itu, yang seolah-olah maha tahu apa yang ada di dalam hati seorang Jokowi?

Dalam kacamata saya dan mungkin orang-orang lain yang dekat dan kenal baik dengan Presiden, apa yang dilakukan Jokowi sebatas spontanitas yang mencerminkan sopan santun. Jokowi adalah orang yang tidak akan makan atau minum sendiri ketika di sekitarnya ada orang lain. Dia bukan hanya mempersilakan, tapi lebih dari itu menuangkan minuman buat orang terdekatnya. Dia hidup serta dibesarkan dalam keluarga yang menjunjung tinggi budaya menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda. Spontanitas dan sikap tanggapnya tidak hanya menuangkan air minum kepada orang lain di sekitarnya.

14297153712142809679

Sebelumnya Jokowi mendorong sendiri mobil dinasnya bersama ajudan ketika macet di jalan, dan membiarkan Pak Suli, sopir pribadi walikota untuk tetap berada di belakang sopir. Ketika menjadi Gubernur DKI, saat sebuah acara peresmian yang dihadiri Presiden (waktu itu masih SBY), Jokowi  menggotong gong yang akan dipukul SBY, agar letaknya lebih dekat.    Ketika mendaftar sebagai Capres dan Cawapres, Jokowi juga melakukan hal yang sama dengan dengan yang dilakukan terhadap Megawati dan Aher, yaitu menuangkan air minum untuk Jusuf Kalla. Saat menghabiskan masa tenang dengan umrah di Tanah Suci, Jokowi menggosokkan minyak di kaki KH Hasyim Muzadi.

Apa yang dilakukan Jokowi adalah spontanitas yang merupakan buah dari sifat tanggap darurat atau sense of emergency yang makin jarang dimiliki orang pada zaman sekarang. Ini adalah teladan yang keren dari seorang pemimpin, walau sebenarnya dia bisa dan biasa saja bila mau bersikap cuek bebek, karena toh dialah  bosnya. Tidak ada salahnya sama sekali. Namun kebaikan-kebaikan kecil Jokowi, tetap dinilai buruk dan salah oleh sebagian masyarakat, yang dikompori oleh kedua media di atas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline