Lihat ke Halaman Asli

NikenDe

Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Siswa SDK Sang Timur Pasuruan Menampilkan Visualisasi Jalan Salib

Diperbarui: 21 Maret 2024   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PARA TOKOH/Dokpri

SEUSAI TAMPIL/Dokpri

Bagi umat Katolik, Paskah adalah Hari Raya besar karena memperingati Kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian. Perayaan Paskah adalah perayaan panjang. Dimulai dari Rabu Abu sampai dengan Minggu Paskah. Selama 40 hari umat Katolik memasuki masa pra paskah atau masa puasa dan pantang. Masa ini dikenal juga sebagai masa retret agung.

Masa Prapaskah berlangsung 40 hari. Seperti Yesus berpuasa selama 40 hari di padang gurun, kita diajak untuk menjalani pantang dan puasa. Tentu puasa yang dijalani Yesus jauh lebih berat dibandingkan aturan pantang dan puasa yang Gereja sudah arahkan.

Namun sesungguhnya selama 40 hari ini kita diajak untuk retret, "menarik diri" dari kesibukan dunia. Tentu tidak sepenuhnya tapi paling tidak di tengah kesibukan sehari-hari, kita bisa membawa perspektif Kasih. Biasanya kita mudah tersinggung dan terbawa emosi, semoga selama Masa Prapaskah kita dimampukan dapat melatih diri lebih sabar dan dapat memahami kondisi dan situasi orang lain.

Sikap-sikap baik itu tidak hanya harus diwujudkan selama 40 hari masa pra paskah saja, namun pada masa ini kita kembali dilatih untuk setia melakukan kebaikan.

Ketika memasuki Pekan suci (satu minggu menjelang Paskah) seluruh umat katolik harus mengikuti ibadat yang panjang. Diawali dengan ibadat Minggu Palma, yang menandai perubahan sikap dan penerimaan Masyarakat pada masa itu terhadap Yesus.

Yesus dielu-elukan sebagai raja lantas kemudian pada perayaan Kamis Putih, Yesus mengadakan makan bersama dengan muridnya. Hari itulah menjadi awal kisah sengsara-Nya. Yudas Iskariot, muridnya sendiri mengkhianati Dia. Dia menyerahkan Yesus kepada para serdadu untuk diadili atas kesalahan yang tidak pernah dilakukan.

Peristiwa perjalanan Yesus ke Puncak Golgota inilah yang dikenal dengan Jalan Salib, jalan penderitaan atau Via Delorosa.

Siswa SDK Sang Timur Pasuruan kelas 3 dan 4 menyiapkan diri selama hampir 2 bulan untuk bisa menampilkannya. Didampingi oleh Ibu Melviani Merlyn sebagai guru agama dan Ibu Oktaviana Lilan Puspitasari sebagai pendamping kerohanian, mereka berlatih dengan semangat yang tinggi.

Penuh perjuangan dan pengorbanan tentunya. Melatih anak-anak dengan karakter yang beragam tentu tidak mudah. Namun ibu guru berdua ini berhasil mengantar anak-anak sampai pada hari ini. Mereka berhasil menampilkan Visualisasi Kisah Sengsara Yesus dengan luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline