Lihat ke Halaman Asli

NikenDe

Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Hari Pangan Nasional dengan Polo Pendem

Diperbarui: 17 Oktober 2023   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tumpeng Polo Pendem. Dokpri

Tumpeng di arak. Dokpri

Sekolah masih sepi. Belum banyak lalu lalang bocah berbaju putih merah di halaman. Masih pukul 06.20 WIB. Namun beberapa orang tua murid sudah terlihat datang sambil menenteng bawaan termasuk tempeh. 

Ya, hari Pangan Nasional di sekolahku diperingati dengan membuat tupeng dari pangan lokal artinya pangan yang dihasilkan di daerah kami. SDK Sang Timur Pasuruan selalu mengadakan perayaan hari pangan dengan konsep yang berbeda. Namun selalu menekankan pada hasil pangan yang ada di lingkungan. 

Kota Pasuruan memang terletak di pesisir utara Pulau Jawa. namun tidak jauh dari kota kami membentang deretan pegunungan yang antara lain berdiri gunung Bromo, Semeru, dan gunung Batok,  sehingga bermacam pangan dari daerah dataran tinggi juga tersedia. Macam kentang, umbian-umbian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Keberagaman hasil bumi ini menarik untuk dikenalkan kepada anak-anak terutama usia SD.

Pagi ini, kegiatan diawali dengan keributan kecil di setiap kelas yang menampakkan beberapa orang tua yang sedang menyusun tumpeng yang berisi aneka macam polo pendem. Polo pendem adalah sebutan untuk hasil bumi yang buahnya ada di dalam tanah atau dalam bahasa indonesia disebut umbi-umbian. Di kelasku sudah tersedia kacang tanah, umbi cilembu, umbi ungu, singkong rebus, kacang rebus, meskipun ada tersaji juga jagung rebus yang diolah dalam bentuk Jasuke (jagung, susu keju)

Kegiatan HPN diawali dengan perarakan tumpeng per kelas. Lantas tumpeng ditata pada meja panjang berurutan dari kelas kecil sampai kelas besar. 

Pada kegiatan ini yang menarik adalah ketika anak-anakku membongkar tumpeng. Ternyata, mereka memang belum pernah melihat apalagi makan polo pendem itu. Yang mereka kenal jagung dan kentang. Bahkan ketika melihat kacang rebus salah satu muridku mendekat dan berkata, "Bu Niken, ini langsung dimakan atau dikupas dulu."

Hmm, aku tidak menjawab tapi memberi contoh. Kukupas dan kumakan kacang itu.

Pengalaman yang berharga bagi saya, ketika menemukan beberapa muridku lahap menghabiskan jagung rebus. Menghabiskan klepon kiriman dari tetangga kelas. Ternyata mereka juga suka, lo. 

Penting untuk sering mengajak anak-anak masa kini itu menganal keberagaman pangan yang dimiliki negeri ini. selain membuat mereka mengenal rasanya juga menumbuhkan rasa syukur pada Tuhan karena ciptaan yang luar biasa banyaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline