Prolog : Perkembangan dunia pendidikan literasi di Indonesia
Perkembangan dunia teknologi dan informasi komunikasi tidak selamanya memberikan dampak positif, sehingga membuat praktisi pendidikan merasa khawatir. Salah satu kekhawatiran tersebut adalah berkurangnya minat baca seseorang. Terlebih akan kemajuan IPTEK yang berkembang semakin pesat menjadikan membaca sulit dilakukakan oleh seseorang sebab seseorang akan lebih menyukai ilmu pengetahuan yang disajikan dari berbagai media. Bahkan adanya kehadiran buku elektronik yang bisa diakses kapanpun, di manapun, dan dalam situasi apapun yang memberikan kemudahan bagi penggunanya. Oleh karenanya kemudahan tersebut menjadikan salah satu titik balik untuk membudayakan membaca. Dalam sebuah penelitian (Faradina, 2017 : 60) mengatakan bahwa suatu masyarakat yang maju dapat ditunjang dengan budaya membaca. Segala pengetahuan yang diperoleh tidak mungkin didapat tanpa dengan membaca, karena itu budaya membaca perlu dikembangkan sejak dini.
Budaya membaca berperan penting dalam dunia pendidikan. Tetapi realitanya, pendidikan di Indonesia masih dengan pembelajaran yang berlangsung di sekolah masih satu arah. Guru masih berkutat pada kebiasaan - kebiasan mengajar yang tradisional. Dalam sebuah artikel berita harian.analisadaily.com mengatakan bahwa Kemendikbud pada tahun 2016 merilis data bahwa kemampuan literasi siswa sekolah dasar masih dominan pada kategori kurang yaitu sebesar 46,83%, capaian kategori baik hanya 6,06%. Hasil belajar siswa dalam aspek numerik (matematika) lebih memprihatinkan. Siswa hanya mencapai 2,29% dengan kategori baik, selebihnya kategori kurang 77,13%. Sejalan dengan itu, temuan PISA tahun 2015 menempatkan Indonesia pada urutan 64 membaca, 62 IPA, 63 matematika dari total 70 negara. Survei dari Programme for the International Asessment of Adult Competencies (PIAACC). Hampir separuh responden yang diukur kemampuan literasi, berhitung, dan memecahkan masalah hanya berada pada kurang 1 level. Artinya buruknya capaian hasil belajar pada kemampuan literasi siswa Indonesia sudah berdampak pada kompetisi Indonesia di level internasional. Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya yaitu Singapura, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Kondisi ini tentu tidak diharapkan pada masa-masa yang akan datang. Pembenahan aspek pendidikan perlu dilakukan sebagai sikap menghadapi tantangan global yang semakin berat. Tak dapat dipungkiri pembenahan aspek literasi juga menentukan daya saing bangsa. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan literasi akan lebih siap dalam menguasai pembelajaran di level yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, pembenahan aspek pendidikan literasi perlu disikapi secara serius.
Kelas Pustaka : Solusi Alternatif Mengembangkan Pendidikan Literasi Di Indonesia.
Di dalam dunia pendidikan literasi perlu dikembangkan. Pendidikan literasi merupakan suatu peluang yang besar dalam disiplin ilmu dalam mencari dan menyaring informasi, dan menyaring informasi yang dapat ditemukan. Sehingga dapat menuntut siswa agar terbiasa dalam berpikir. Seperti yang dijelaskan oleh (Schmoker, 2012) Kebiasaan berpikir tersebut antara lain berpikir secara kritis mengamati bukti di dalam sumber bacaan, melihat dunia dari berbagai sudut pandang, membuat keterkaitan di antara berbagai gagasan dan perspektif, membayangkan alternatif dan memahami relevansi apa yang dihasilkan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pendidikan literasi sebagai metode pengajaran yang memahami ilmu pengetahuan sebagai bentuk dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu pendekatan literasi perlu diterapkan dalam dunia pendidikan.
Solusi alternatif dalam mengembangkan pendidikan literasi salah satunya dapat melalui Kelas Pustaka. Kelas Pustaka merupakan suatu tempat dalam proses belajar mengajar pada umumnya, hanya saja dalam kelas tersebut adanya pendekatan untuk literasi. Pendekatan literasi yang dimaksud adalah dengan menyatukan seluruh aspek menjadi utuh. Guru ataupun pengajar hendaknnya tidak lagi membagi kegiatannya secara berurutan : mulai dari mempersiapkan pelajaran, mengajar, dan melaksanakan ujian pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikannya. Cara-cara proses demikian akan membatasi peluang seseorang dalam mengekspresikan kompetensinya. Sehingga dalam keterampilan pelajar akan menjadi terbatas.
Keterbatasan itulah akan dapat diseelesaikan dengan adanya Kelas Pustaka. Di dalam kelas tersebut lebih menekankan akan kompetensi 4R yaitu Reading, wRiting, aRithmetic, dan Reasoning oleh karena itu, atas dasar tersebut literasi dijadikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan tidak untuk sekedar hidup dari segi finansial, tetapi juga sebagai suatu yang dibutuhkan untuk mengembangkan diri secara sosial, ekonomi, dan budaya dalam kehidupan modern ini (Hayat & Yusuf, 2015). Pengembangan diri dalam Kelas Pustaka dapat diketahui dengan cara pemahaman membaca seseorang, banyak orang yang dapat membaca, tetapi banyak yang tidak bisa membaca dengan pemahaman tingkat tinggi. Untuk mengetahui pemahaman membaca Kelas Pustaka tersebut dibedakan lagi menjadi kelas di mana untuk tidak banyak membaca atau yang tidak diharuskan membaca dengan pemahaman tingkat tinggi dan kelas untuk membaca pemahaman tingkat tinggi. Pemahaman tingkat tinggi disini merupakan keunggulan dalam berpikir, bernalar, berbicara, dan menentukan sesuatu. Sehingga dalam kelas tersebut tidak membebani seseorang dalam belajar. Seperti namanya saja Kelas Pustaka yang artinya tempat untuk membaca buku. Segala seseuatu yang berhubungan dengan membaca tidak bisa dengan semata- mata untuk memaksakan seseorang untuk harus membaca namun membantu berproses agar lebih rajin dalam membaca. Olehnya itu, dalam bentuk Kelas Pustaka nanti terdapat perpustakaan mini di dalamnya sehingga bagi tenaga pendidik mewajibkan setiap siswa untuk membaca buku sebelum memulai proses belajar mengajar. Dan juga pada prinsipnya di dalam kelas tersebut membebaskan setiap siswanya, maka sistemnya adalah belajar sambil bermain dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga nantinya tidak menekankan pada bacaan buku yang manual tetapi e-book atau buku elektronik. Adanya hubungan erat yang dapat terjalin antara tenaga pendidik atau pengajar dengan siswa ataupun pelajar. Sebab peran dari tenaga pendidik yang lebih utama dalam membentuk suatu kepribadian siswa.
Kelas Pustaka Untuk Budaya Membaca Menjadikan Peluang dalam Meningkatkan Pendidikan Literasi
Terbentuknya kepribadian siswa dalam dunia pendidikan literasi melalui Kelas Pustaka dapat memberikan suatu pengaruh yang nyata untuk berkembangnya budaya membaca. Sehingga Siswa dapat merasa malu jika tidak membaca. Mahasiswa menjadikan membaca dan menulis sebagai tradisi ilmiah, sedangkan diskusi menjadi rutinitasnya. Perpustakaan bukan satu-satunya tempat untuk membaca. Bagi mereka membaca dan menulis sudah menjadi budaya yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Sedangkan Kelas Pustaka hadir dalam memberikan media sarana dan prasarana untuk menyongsong dalam meningkatkan budaya membaca. Dengan keikutsertaan lembaga pendidikan yang nantinya akan berperan aktif dalam mewujudkannya. Pemberian otoritas pada lembaga pendidikan untuk merancang kegiatan literasi ini dengan sentuhan kreatifitas dengan tetap memperhatikan kualitas dan efektifitas kegiatan (Suraganggang, 2017 : 163). Membuktikan bahwa efektifitas kegiatan dalam Kelas Pustaka dapat meningkatkan pemahaman bahasa yang mengarah pada kemampuan membaca dan menulis. Menerapkan aktivitas yang berbeda dalam rangka membiasakan siswa untuk membaca dan menulis.
Sehingga diharapkan Kelas Pustaka dapat mengembangkan kemampuan dasar bidang literasi dan numerik. Siswa yang memiliki kecakapan literasi akan menjadi fondasi yang kuat sehingga dapat memantapkan profil mutu pendidikan Indonesia sebagai negara berkembang. Selain itu, revitalisasi komponen pendidikan melalui kerja sama organisasi pendidikan dapat mendukung pemerataan pendidikan skala nasional. Jika kerja sama antarkomponen pendidikan dapat terjalin diharapkan akan memberi dorongan dan dampak yang besar. Gerakan literasi perlu dibangun sedini mungkin sebagai bentuk gerakan kemajuan mutu pendidikan bangsa dalam rangka mencapai sasaran pendidikan nasional.
Daftar Pustaka: