Lihat ke Halaman Asli

Niken Pramesti

Project Director di Jaia Media

Pembelajaran Berdiferensiasi: Maksimalkan untuk Dapat Optimal!

Diperbarui: 14 Desember 2023   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan." Artinya setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan akses pendidikan yang mana negara memiliki kewajiban untuk memberikannya. Pendidikan menjadi poros utama untuk seseorang bisa mengembangkan dirinya. Karena sejatinya setiap orang memiliki potensi, minat, bakat, gaya belajar, dan kesiapan yang berbeda-beda.

Untuk dapat mengatur segala urusan pendidikan, pemerintah memiliki kurikulum sebagai alur yang harus diikuti seluruh sistem untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum di Indonesia harus selalu menyesuaikan keadaan sampai pada akhirnya disahkan sebuah kurikulum yang paling baru bernama Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami kami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum yang diciptakan oleh Nadiem Makariem, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ini mengedepankan kemerdekaan peserta didik untuk memilih dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Untuk dapat memaksimalkan potensi tersebut, diperlukan sebuah pengajaran yang memperhatikan perbedaan minat, bakat, kesiapan belajar, potensi, dan gaya belajar peserta didik. Aktor yang paling berperan dalam hal ini adalah guru. Yang mana guru harus mampu memberikan layanan yang berbeda kepada peserta didik.

Pembelajaran tersebut ialah pembelajaran dengan metode berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ini memiliki tiga penekanan yakni pada proses, konten, dan produk. Peserta didik diberikan kemerdekaan untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing.

Di sekolah, seringkali kita melihat guru yang menyamaratakan seluruh peserta didik untuk membuat tugas akhir yang sama padahal belum tentu semua mampu melakukannya dengan sama. Dengan begitu, peserta didik jadi kurang kreatif. Padahal membangun kreativitas peserta didik adalah salah satu tujuan dari kurikulum merdeka ini.

Maka dari itu, peserta didik haruslah mendapatkan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah-sekolah penggerak Kurikulum Merdeka agar potensi yang mereka miliki bisa berkembang secara optimal. Dengan pengoptimalisasian potensi mereka, akan lahir generasi yang kreatif dan inovatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline