Karena berasal dari desa, saya sejak kecil terbiasa minum air rebusan meski peredaran air mineral dalam kemasan terutama galon sudah masuk sampai dipelosok desa. Karena waktu itu setiap saya minum air mineral, saya merasa ada yang "aneh" mulai dari rasa yang tidak sesegar air rebusan. Namun kebiasaan minum air rebusan itu lama-kelamaan hilang setelah saya mulai hijrah ke Ungaran... Air rebusan mulai saya tinggalkan disebabkan beberapa alasan. Selain repot, dikos juga tidak pernah masak sehingga air mineral adalah solusi yg paling tepat. Gak repot masak tinggal beli bisa langsung diminum. Dan kebiasaan minum air mineralpun terus berlanjut hingga saya menikah dan mempunyai seorang putra -Aurello Valent al Hakim-. Karena sudah terbiasa, maka rasa yang semula "aneh" kini menjadi biasa saja.
Namun sejak sikecil saya berusia 4 bulan, saya mulai berfikir akan pentingnya kesehatan dengan minum air yang benar-benar steril... Mulailah saya beranikan diri untuk repot merebus air untuk kami minum sekeluarga. Dampak awalnya biasa saja, hanya hemat gak beli air mineral (saya selalu memakai yg asli bukan yg isi ulang 3 ribuan) tp boros di gas elpiji. Tapi dampak positif mulai saya rasakan... si kecil Valent alhamdulillah jadi jarang sakit terutama flu dan pilek (hidung mbeler), meskipun anak-anak kecil dikanan kiri rumah pada meler idungnya, sikecilku Valent daya tahan tubuhnya jadi kuat,,, gak gampang ketularan dan gak gampang sakit :p
Mohon maaf untuk produsen air mineral, bukan maksud hati untuk menjauhimu, tapi demi kesehatan kini aku kembali ke kebiasaan minum air rebusan... Kalaupun anda kompasioner juga merupakan konsumen tetap dari air mineral, lanjutkan saja anda berlangganan air mineral, tapi dengan catatan direbus dulu donk... ingat, sekarang ini marak air mineral palsu... memang dampaknya gak akan terasa dalam waktu dekat, tp jangka panjangnya Subhanallah...
Oya... tambahan saja, si kecilku sekarang ini baru berusia 14 bulan, so begitu terasa betapa pentingnya air minum yang benar-benar steril dari kuman. (Nik/3)