Terletak di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan, Kecamatan Paciran dan lebih tepatnya di Desa Sendangagung. Sejak awal tahun 2020 lebih tepatnya saat pandemi Covid 19 masuk di Indonesia, Desa Sendangagung juga ikut terdampak adanya pandemi ini. Kebijakan pemerintah yang diambil saat adanya pandemi ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran rantai virus Covid 19.
Kebijakan yang diterapkan ini adalah social distancing. Kebijakan tersebut mengharuskan warga untuk melakukan segala aktivitas di rumah saja, hingga muncullah kebijakan di rumah saja, berlaku dari kegiatan bekerja, belajar, hingga melaksanakan ibadah. Sektor pendidikan dalam hal ini juga terdampak hingga diharuskan untuk menerapkan metode belajar daring atau online.
System metode belajar daring atau online yang diterapkan ini juga berdampak pada sekolah yang ada di Desa Sendangagung hingga sampai saat ini. Metode daring ini menyebabkan siswa semakin bosan untuk belajar dan memegang smartphone secara berlebihan menjadi sebuah kebiasaan baru.
Dampak dari memegang smartphone secara berlebihan ini kebanyakan digunakan untuk bermain game, tiktok, dll, hingga kegiatan sekolah online-nya terbelakang dan malas mengerjakan tugasnya.
Tidak jarang dari mereka semakin malas mengerjakan tugas sekolahnya, dan malah asyik bermain smartphone. Sistem metode daring yang digunakan hanya menggunakan media WAG dan FB Grup, yang dapat mengirim pesan hanya gurunya saja untuk di WAG dan di FB grup hanya untuk menjawab soal mata pelajaran TIK.
Melihat dari sistem daring tersebut menjadikan interaksi antara guru dan siswa semakin berkurang dengan adanya metode daring ini terbukti kebanyakan siswa sedikit untuk bertanya kepada gurunya karena ketidakpahaman pada materi. Hal ini terjadi karena siswa takut kurang sopan ketika bertanya lewat japri langsung atau akan mengganggu waktu bapak ibu gurunya disebabkan harus menjawab satu persatu.
Oleh karena itu, seorang mahasiswa semester 6 Universitas Jember yang sedang liburan semester sekaligus melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dimana dengan konsep KKN Back To Village 3 yakni KKN kembali ke kampung halaman.
Mahasiswa ini adalah Niken Dwi Wulandari dari Jurusan Fisika Fakultas MIPA dari kelompok 52 dengan DPL Bekti Palupi, S.T., M.Eng..
Mahasiswa ini berupaya untuk dapat mengatasi permasalahan yang terjadi akibat terdampak adanya metode daring di sekolah sehingga mengambil Tematik KKN Program Literasi Desa di Masa Pandemi Covid 19. Untuk sasaran yang dituju yakni 3 siswa desa Sendangagung yang bersekolah di MTs. Tarbiyatul Huda, ketiganya tersebut dari kelas 7, 8, dan 9.
“Gara gara pandemi ini, sekolahnya online terus, jadi males ngerjakan tugas, apalagi tugasnya banyak dan tidak faham juga cuma dikirim foto saja, jadi aku lebih suka main HP aja”, tutur salah satu siswa yang menjadi sasaran.
Melihat permasalahan yang dihadapi oleh siswa yang dijadikan sasaran ini mahasiswa tersebut menawarkan beberapa solusi yang disusun dalam program kerjanya.