Lihat ke Halaman Asli

Niken Nurhaliza

Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Gadget: Sebagian dari Hidup Modern

Diperbarui: 12 Desember 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jamberita.com/read/2022/11/24/5976001/pengaruh-gadget-

Gadget: Sebagian dari Hidup Modern

Di dunia yang serba terhubung ini, gadget telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perangkat seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga menjadi sarana penting dalam berbagai aktivitas, mulai dari bekerja, belajar, hingga hiburan. Sebagai contoh, menurut data dari Statista, pada 2023, lebih dari 6,8 miliar orang di seluruh dunia menggunakan smartphone. Angka ini menunjukkan betapa besar peran gadget dalam kehidupan manusia modern. Dalam dunia profesional, gadget telah meningkatkan efisiensi kerja dengan memudahkan komunikasi, pengelolaan tugas, dan akses informasi. Aplikasi seperti email, konferensi video, dan perangkat lunak manajemen proyek memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan lebih mudah, bahkan tanpa harus bertatap muka langsung. Hal ini telah terbukti mempercepat proses kerja dan meningkatkan produktivitas. Data dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital dapat meningkatkan produktivitas pekerja hingga 20% di berbagai sektor industri.

Selain itu, gadget juga memberikan dampak signifikan dalam dunia pendidikan. Ketika pandemi COVID-19 melanda, banyak sekolah dan universitas yang beralih ke pembelajaran daring, dan di sini, gadget memainkan peran utama. Siswa dan mahasiswa kini bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti kelas virtual, dan berinteraksi dengan dosen atau guru melalui perangkat mereka. Menurut laporan dari The Brookings Institution, pembelajaran daring memberikan kesempatan untuk mengakses pendidikan tanpa batasan geografis, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya mempermudah akses informasi, tetapi juga memperluas kesempatan pendidikan bagi banyak orang. Bahkan setelah pandemi, pembelajaran berbasis teknologi terus berkembang dengan munculnya platform seperti Google Classroom, Edmodo, dan Microsoft Teams yang membantu siswa belajar dengan fleksibilitas lebih besar.

Namun, di balik manfaat yang besar tersebut, gadget juga membawa sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan tidur, ketegangan mata, dan nyeri pada leher atau pergelangan tangan. Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Harvard Medical School menyebutkan bahwa paparan cahaya biru dari layar gadget dapat mengurangi produksi melatonin, hormon yang berperan dalam pengaturan tidur, sehingga menyebabkan gangguan tidur. Selain itu, menurut data dari American Optometric Association, sekitar 60% pengguna gadget melaporkan mengalami kelelahan mata setelah menggunakan perangkat mereka dalam waktu yang lama. Hal ini menunjukkan pentingnya kesadaran pengguna untuk mengatur waktu penggunaan gadget dan memastikan mereka memiliki waktu istirahat yang cukup dari layar.

Penggunaan gadget juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan stres. Sebuah studi dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 36% remaja merasa cemas dan tertekan karena harus selalu terhubung di media sosial. FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut ketinggalan informasi menjadi salah satu penyebab utama tekanan ini. Ketergantungan pada gadget, terutama media sosial, juga dapat mengurangi interaksi sosial langsung, yang pada akhirnya memperburuk perasaan isolasi sosial. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan efek jangka panjang pada kesejahteraan mental seseorang, terutama bagi generasi muda yang tumbuh besar dalam lingkungan digital.

Selain dampak kesehatan, masalah privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian utama seiring meningkatnya ketergantungan pada gadget. Setiap perangkat yang terhubung dengan internet memiliki potensi untuk menjadi sasaran serangan siber. Serangan seperti pencurian data pribadi, malware, atau phishing semakin sering terjadi. Menurut laporan dari Cybersecurity Ventures, serangan siber diperkirakan akan menyebabkan kerugian lebih dari $10 triliun pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan pentingnya literasi digital bagi pengguna gadget untuk melindungi data mereka. Pengguna harus memahami pentingnya menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan selalu memperbarui perangkat lunak keamanan di gadget mereka.

Menghadapi tantangan-tantangan tersebut, penting bagi kita untuk bijak dalam menggunakan gadget. Penggunaan gadget harus disesuaikan dengan kebutuhan, bukan untuk menghabiskan waktu tanpa tujuan. Mengatur waktu penggunaan perangkat, seperti mengikuti aturan 20-20-20 untuk mengurangi ketegangan mata, bisa membantu menjaga kesehatan fisik. Selain itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Mengalokasikan waktu untuk aktivitas offline seperti berolahraga, membaca buku fisik, atau bercengkerama dengan keluarga bisa membantu mengurangi dampak buruk gadget. Kehidupan sosial yang sehat harus tetap menjadi prioritas, meskipun teknologi telah mengubah cara kita berkomunikasi.

Lebih jauh lagi, penting untuk menanamkan literasi digital sejak dini. Anak-anak dan remaja perlu dibekali pemahaman tentang bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, baik dalam hal waktu penggunaan maupun cara melindungi diri dari bahaya dunia maya. Hal ini tidak hanya akan melindungi mereka dari risiko jangka pendek, tetapi juga membantu mereka menjadi pengguna teknologi yang lebih cerdas di masa depan.

Sebagai kesimpulan, gadget memang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern. Perangkat ini memberikan banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, pendidikan, dan komunikasi. Namun, penggunaannya yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan fisik, mental, dan privasi data. Oleh karena itu, kita perlu menggunakan gadget dengan bijak, mengatur waktu penggunaannya, dan melindungi data pribadi kita agar teknologi ini tetap dapat memberikan manfaat yang optimal. Dengan pendekatan yang seimbang, gadget dapat menjadi alat yang mendukung kehidupan kita, bukan mengendalikan hidup kita. Pada akhirnya, teknologi harus tetap menjadi alat yang membantu manusia, bukan sesuatu yang menguasai manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline