"Sugeng rawuh mbak Niken, monggo silahkan masuk", suara merdu seseorang menyambutku saat memasuki sebuah bangunan lawas di kawasan Kotagede.
Bangunan lawas memang banyak tersebar di wilayah Kotagede, Yogyakarta. Namun letak bangunan lawas yang satu ini tidak terpusat di sekitar pasar Kotagede, justru letaknya di sebelah timur masuk kawasan Purbayan. Memasuki bangunan lawas itu seperti lorong waktu, mengingatkan akan kemegahan masa lalu yang sudah tergulung oleh sang waktu.
Bangunan lawas yang aku datangi bersama teman-teman Kompasianer Jogja pada awal tahun ini bernama Kopi Lumbung Mataram. Sementara seseorang yang bersuara merdu yang menyambutku tadi adalah ibu Zuraida, salah satu pengurus Kopi Lumbung Mataram.
Berawal dari rumah tinggal yang memiliki pendapa dan sering digunakan untuk kegiatan social, tempat ini akhirnya sebagian digunakan sebagai kedai atau warung dengan nama Kopi Lumbung Mataram. Nah kalau sebagian lagi masih digunakan untuk tempat tinggal dan yang menempati adalah generasi ke 4 keturunan sang saudagar pemilik bangunan.
Kopi Lumbung Mataram Menghadirkan Suasana Klasik Tempo Dulu
Bangunan lawas yang sudah ada sejak tahun 1850 ini memang berhasil menarik perhatianku sejak pertama kali turun dari ojek online. Sebagai penggemar bangunan lawas, melihat bangunan yang masih terawat membuat mataku berbinar. Ya gimana lagi di tengah gempuran modernisasi, bangunan masih dipertahankan dengan baik itu patut diacungi jempol. Beberapa properti yang ada disini membuat suasa klasik tempo dulu itu melekat di Kopi Lumbung Mataram.
Sementara itu tempat cuci tangan yang baru saja dibuat ternyata tidak merusak suasana klasik tempo dulu yang telah ada.
Area outdor Kopi Lumbung Mataram terdiri dari beberapa meja, yang ditemani oleh pepohonan rindang dan tanaman hias. Kemudian ada pendapa terbuka dengan kursi rotan, meja kayu dan lampu klasik yang bikin betah untuk bersantai. Sementara itu birunya bunga telang yang menjalar di sudut bangunan membuat suasana lebih berwarna.
Untuk area indoor, sebuah jam klasik berdiri di sudut ruangan dan beberapa meja kayu berwarna cokelat berjajar rapi. Area indoor ini diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin lesehan.
"Kami menghadirkan sebuat tempat dengan konsep semua seperti di rumah sendiri", jelas bu Ida saat bercerita tentang Kopi Lumbung Mataram. Gambaran suasana homey juga dibagikan dalam potongan video dalam akun instagram @kopilumbungmataram.
Nasi Daun Jati Berbalut Kerinduan Kenangan Masa Kecil
Nah kalau yang paling aku tunggu dari tempat yang berhasil menghadirkan suasana tempo dulu adalah menu makanannya. Meskipun bernama Kopi Lumbung Mataram, tempat ini tidak hanya menyediakan kopi dan makanan ringan, tapi makanan yang dapat membuat perut kenyang pun hadir disini.