Rintik air hujan yang jatuh ke jantung kota Jogja, tidak menyurutkan pejalan kaki untuk menikmati Selasa Wage Malioboro. Bahkan tidak jarang para warga membawa anggota keluarganya untuk turut serta menikmati berbagai acara yang disajikan dalam Selasa Wage Malioboro. Salah satunya adalah saya sendiri. Sejak selasa wage ini terdengar di telinga, kesempatan untuk membawa si kecil sekedar jalan-jalan di Malioboro semakin terbuka lebar.
Setiap selasa wage, pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro libur dan kendaraan bermotor tidak boleh melintas kecuali bus Transjogja. Sebagai pengguna transjogja, saya dengan senang hati memilih transjogja untuk sampai ke Malioboro.
Pemilihan hari Selasa Wage sebagai hari libur PKL ini menurut Heroe Purwadi, Wakil Wali Kota Yogyakarta dikarenakan Selas wage merupakan hari pasaran kelahiran Ngarsa Dalem HB X. Kegiatan ini kemudian disepakati oleh berbagai pihak dan akhirnya melahirkan Selasa Wage yang memanjakan para pejalan kaki di kawasan Malioboro.
Titik 0 km Jogja, 18 Februari 2020
Sekitar jam 3 sore kawasan titik 0 kilometer sudah disterilkan dari pejalan kaki. Bus Transjogja tentunya tidak bisa melintas dan jalurnya pasti dialihkan. Saya menginjakkan kaki didepan kantor bank Indonesia dengan tergesa-gesa. Ya teman-teman dari Kompasianer Jogja sudah menunggu di depan Biokskop Sonobudoyo untuk bersama-sama menikmati Selasa Wage.
Kemeriahan Selasa Wage dimulai ketika para taruna taruni dari Akademi Angkatan Udara (AAU) mempersembahkan flashmob tarian Beksan Wanara dengan penari sebanyak 1500 orang. Selain itu masih ada penampilan dari AAU seperti drumband Gita Dirgantara dan atraksi udara dari Jupiter Aerobatik Team.
Rintik hujan yang turun, tidak menyurutkan saya dan teman-teman untuk sekedar berjalan-jalan menyusuri kawasan Malioboro. Tadinya sih kami mau menikmati cerita Malioboro di masa lampau dari seorang guide dan penulis bernama mbak Yulia. Tetapi apa daya beberapa area tidak bisa dilewati untuk persiapan atraksi dari AAU. (Jadi kalau masih penasaran sama cerita Malioboro di masa lalu bisa mampir ke tulisan teman-teman Kompasianer Jogja yang lainnya).
Setelah atraksi dari AAU selesai, kami masih melanjutkan jalan-jalan ke arah utara. Masih banyak penampilan lain yang bisa disaksikan di kawasan ini sesuai dengan jadwal yang sudah disebarkan melalui media sosial.
Kalau di Selasa Wage sebelumnya, saya dan si kecil selalu menunggu penampilan barongsai di depan gapura Kampoeng Ketandan. Tetapi kali ini tidak ada jadwal untuk penampilan barongsai karena menjelang imlek. Saya tidak perlu kecewa karena di depan Hamzah Batik masih ada penampilan edukasi budaya yang dimulai sejak pukul 18.00.
Kemudian tarian Beksan Mawung Sekar bisa disaksikan di pintu utara gedung DPRD. Di ujung paling utara alias di depan hotel Inna, pengunjung dimanjakan dengan akustikan dan keroncong. Pokoknya dari ujung utara sampai selatan Malioboro itu banyak acara yang bisa kita saksikan selama Selasa Wage.
Oh iya sebagian besar acara di Selasa Wage memang diisi oleh acara-acara yang bertema budaya. Hal ini sebagai pengingat agar kita tidak melupakan budaya kita sendiri. Sampai jumpa di Selasa Wage selanjutnya ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H