Lihat ke Halaman Asli

niken nawang sari

Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Tembok Itu

Diperbarui: 19 Juni 2016   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

malam ini kita berjalan beriringan
bukan lagi bergandengan
seperti hari kemarin
malam ini pula aku berjalan bersamamu
tapi seolah aku berjalan dengan orang lain
orang yang sama sekali tidak aku kenal
hanya dengan raga yang sama sepertimu
asing yang kurasakan

aku masih berusaha tersenyum
bahkan aku berusaha tertawa
membuat lelucon agar kita bisa tertawa
menceritakan hal-hal sepele seperti sebelumnya
tapi taukah kau aku merasakan sesuatu yang berbeda
sesuatu yang mulai kau bangun
sesuatu yang membuatku semakin merasa jauh denganmu
sesuatu yang membuatku ingin menutup diri padamu

sesuatu itu ternyata tembok pembatas antara kita
komposisi tembok itu bukan lagi perbedaan keyakinan
tapi perbedaan sikapmu padaku ada 70% dari komposisinya
ketika kau bilang tidak ingin ada yang berbeda
tapi kau bangun tembok pembatas
aku harus bagaimana?

aku yang tadinya berharap berpegangan padamu
kini terbawa arus kehidupan
seperti terbawa arus banjir besar
yang mengalir entah kemana
hanya berharap semoga tersangkut pada sebuah kayu
dimana aku bisa bertahan lagi dari derasnya arus kehidupan

malam ini tak dapat lagi kulihat lagi sosokmu yang memberikan sebuah mimpi
bahkan aku tak sanggup lagi untuk menengok ke belakang melihatmu pergi
meninggalkanku dan meninggalkan kota ini
hanya suara jejak kaki di lantai koridor stasiun yang masih bersamaku
yang semakin menghilang ditelan kesunyian malam
seperti hatiku yang ditelan rasa kecewa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline