Lihat ke Halaman Asli

niken nawang sari

Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Rel Kereta Api Itu

Diperbarui: 14 Juni 2016   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dokumen Pribadi

Ketika ku menceritakan ini padamu, mendung menyelimuti langit kota ini. Halo sayang bagaimana keadaanmu hari ini? Ah itu pertanyaan yang sudah biasa dan basi banget.Halo sayang sudahkah kau tengok rel kereta api hari ini? Nah ini pasti baru pertanyaan aneh dimatamu seaneh diriku.  Kali ini aku akan bercerita padamu tentang rel kereta api.

Rel kereta api sering dipandang sepele tapi kau tau kereta pun tidak akan bisa berjalan tanpa rel, mereka sudah dibuat sepaket seperti itu. Kau tau rel kereta api sering kehujanan tapi gak pilek kayak aku juga sih. Rel kereta api tetap bertahan diantara hujan panas dan dia tidak pernah mengeluh minta dilindungi seperti aku. Rel kereta api juga ada yang kena longsor tapi dia tidak akan batuk sepertiku. Rel kereta api juga kerendam banjir tapi ga akan mengeluh sakit kulit sepertiku. Setiap hari kereta melewati rel tapi rel tidak pernah mengeluh, tidak sepertiku hanya membawa ransel sudah mengeluh berat. Bisa bayangin kan sekali kereta jarak dekat saja melintas di rel beratnya berapa ton. Apalagi kalau yang melintas kereta jarak jauh, bawa gerbong cargo isinya motor. Atau kau pernah lihat babaranjang super, bawaannya kan super berat bahkan sampai ditarik dua lokomotif.

Rel kereta api tidak pernah mengeluh seperti aku, tapi kenapa  setiap ada kecelakaan rel kereta api selalu disalahkan. Padahal di sambungan rel ada baut yang merupakan kunci sambungan rel.  Misalnya ada berita kereta api kecelakaan biasanya karena anjlok, kau tau anjlok itu karena apa? Karena ada persambungan rel yang retak yang akhirnya membuat kereta anjlok atau terguling. Lagi-lagi rel dan rel, iya rel memiliki sambungan seperti hati. Ketika sambungannya retak dan luput dari pengecekan akibatnya fatal.  Bautnya hilang lebih fatal lagi. Baut ini kupikir seperti  sebuah feeling di dalam hati. Ketika udah ga ada feeling  ya fatal juga ujung-ujungnya.

Rel dan lingkungan sekitar bisa menyatu tetapi ketika rel itu dibongkar kemudian dipindahkan, mereka tidak akan protes. Kau ingat kan “death railway” rel milik perusahaan kereta kolonial dipindahkan ke Myanmar oleh Jepang, rel ini sampai sekarang tidak pernah kembali ke negara kita, dia menyesuaikan diri dengan lingkungannya di negeri asing. Apakah hati ini juga harus pergi jauh dan menyesuaikan diri di tempat asing seperti “death railway”?

Kemudian pernahkah kau tengok rel yang ada di jalur mati? Diperlakukan seolah-olah mereka tidak berguna lagi? Dibiarkan berkarat dan ditinggalkan begitu saja? Tapi rel ini tidak pernah protes sayang, dibalik diamnya pasti dia berdoa semoga jalurnya diaktifkan lagi. Hatiku bukan rel kereta, seandainya kau tau aku berharap bisa sekuat rel kereta. Begitupun doaku hari ini, kuatkan aku seperti rel kereta api. Ketika ku tuliskan ini kepalaku sakit sekali seperti “death railway” yang dibongkar paksa oleh Jepang untuk dibawa ke Myammar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline