Lihat ke Halaman Asli

Niken Meinica

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Amikom Purwokerto

Strategi UMKM Saung Batik Baswet Tembus Pasar Internasional

Diperbarui: 3 September 2023   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Wisatawan Asing Mencoba Memakai Kain Batik Baswet (Dokpri)

SUMBANG- UMKM Batik Banjarsari Wetan atau yang sering dikenal dengan Saung Batik Baswet sukses tembus pasar internasional hingga meraup omzet sebesar 1300 USD atau setara dengan 20 juta rupiah per bulan. Berawal dari tekad untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya batik dan memperkenalkan batik hingga ke mancanegara. Fitria Fara Azizah (45) seorang pembatik sekaligus pemilik UMKM Saung Batik Baswet mendirikan usaha batik tulis dan batik cap sejak akhir tahun 2009 di Temanggung, Jawa Tengah yang diberi nama Dina Batik dan ditahun 2021 membuka cabang di Desa Banjarsari Wetan, Sumbang, Banyumas yang diberi nama Saung Batik Baswet.

Hanya bermodal mulut ke mulut UMKM Saung Batik Baswet berhasil mengundang para wisatawan asing datang untuk membeli kain batik sebagai buah mata dari Indonesia. Setiap wisatawan asing yang datang juga akan dikenalkan dan diajarkan setiap proses dalam membuat sebuah batik. Selain itu, ciri khas dari Saung Batik Baswet yang berpola dan limited edition dengan motif batik alam serta penggunaan warna dari bahan alam yang memiliki aroma khas membuat kain batik Baswet banyak dicari oleh wisatawan asing.

"Awalnya saya punya MOU antara Pikatan Waterpark dan Pasar Pagi Patungan dari situ mengundang para wisatawan. Anak saya juga tourguide jadi sering bawa wisatawan asing. Kalau pikiran saya semakin orang mengenal saya itu adalah rezeki saya, akses saya ke depan, link saya bertambah " Ungkap Fitria Fara Azizah (45) pemilik UMKM Saung Batik Baswet.

Berbeda dengan Dina Batik cabang Temanggung yang sudah memiliki lima orang karyawan, Saung Batik Baswet dikerjakan langsung seorang diri oleh pemilik UMKM Saung Batik Baswet dengan mempertahankan pembuatan batik secara tradisional dan handmade sehingga proses pembuatannya membutuhkan waktu panjang selama satu minggu untuk memproduksi satu kain batik.  Meskipun bukan rumah produksi batik yang besar, Saung Batik Baswet sudah memiliki hak paten dan beberapa pelanggan setia dari kalangan instansi pemerintah, tenaga pendidikan dan pegawai swasta baik yang berada dari dalam kota maupun luar kota Purwokerto.

Selain fokus kepada bisnis membatik, Fitria Fara Azizah (45) juga seorang Assesor bersertifikat dan sering mengadakan pelatihan edukasi dalam membatik bersama beberapa siswa-siswa sekolah dan komunitas. Sehingga UMKM Saung Batik Baswet dapat memperluas jangkauan calon konsumen dan mendapatkan relasi yang dapat membantunya dalam mempromosikan produk UMKM Saung Batik Baswet.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline