Lihat ke Halaman Asli

Niken Fauziah

Mahasiswa

Ajak Masyarakat Selamatkan Lingkungan, Mahasiswa Undip Sosialisasikan Pengelolaan Sampah Organik Berbasis "Zero Waste"

Diperbarui: 12 Februari 2022   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Meningkatnya jumlah sampah saat ini disebabkan oleh tingkat populasi dan standar gaya hidup, yaitu semakin maju dan sejahtera kehidupan seseorang maka semakin tinggi jumlah sampah yang dihasilkan. Rumah tangga merupakan komponen terkecil dari sumber penghasil sampah yang ada pada suatu wilayah jika dilihat dari volumenya. Timbulan sampah yang dihasilkan dalam rumah tangga dihitung berdasarkan jumlah anggota yang ada. Pada umumnya, satu rumah tangga dapat terdiri 3-6 anggota keluarga. Jika setiap orang menghasilkan 2,5 liter sampah atau 0,5 kg, maka setiap rumah menghasilkan sampah 7,5-15 liter/hari atau 1,5-3 kg/hari.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi penumpukan sampah adalah dengan pengolahan sampah, dimana pengolahan sampah merupakan tahap kedua dalam Zero Waste program setelah dilaksanakannya pemilahan sampah. Zero Waste pada dasarnya bukanlah pengelolaan hingga tidak ada lagi sampah yang dihasilkan karena tidak ada aktivitas manusia yang tidak menghasilkan sampah. Namun, konsep ini menekankan pada upaya pengurangan hingga nol jumlah sampah yang masuk ke TPA.

Konsep pengelolaan sampah berbasis Zero Waste yang pada kesempatan ini dijelaskan oleh Niken Fauziah (21), Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro adalah pengelolaan sampah organik sisa makanan rumah tangga yang dijadikan pupuk kompos. Langkah pengomposan ini disebutkan dalam leaflet yaitu:
1.Pisahkan limbah dapur organik dan anorgani
2.Potong kecil limbah dapur (organik) agar mudah terurai
3.Siapkan karung yang akan digunakan sebagai wadahh
4.Masukkan tanah ke dalam karung   5 cm agar sampah bisa disusun diatasnya
5.Letakkan sampah secara merata diatas tanah
6.Tutup kembali menggunakan tanah
7.Siram tanah dengan menggunakan air untuk mempermudah proses pembusukan
8.Diamkan di tempat yang kering selama 3 minggu-1 bulan dan pupuk kompos siap digunakan.

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada minggu ke-5 pelaksanaan KKN Tim I Universitas Diponegoro 2021/2022 yang bertepatan pada tanggal 7 Februari 2022, yang kemudian disambut baik oleh masyarakat setempat. Pada kegiatan ini mahasiswa menggunakan leaflet sebagai media untuk menyampaikan materi, dalam leaflet juga terdapat ciri-ciri pupuk kompos yang sudah jadi.

Mengingat kebijakan Pemerintah RI dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 03 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level 2, Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa Bali yang melarang masyarakat untuk berkerumun, kegiatan ini dilakukan secara door to door dari satu rumah warga ke warga lainnya di Komplek Bumi Cibiru Raya. Selain itu juga, materi disebarkan melalui WhatsApp Group (WAG) yang dimiliki masyarakat setempat dengan harapan masyarakat dapat mengingat kembali materi yang telah disampaikan dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.

Penulis : Niken Fauziah P
Dosen Pembimbing KKN : Dr. Khairul Anam, S.Si, M.Si
Lokasi KKN : Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline