Sempat...
Kucaci pertemuan kita... betapa syukurku lenyap dan menggantinya dengan luka
Sempat...
Kuhina adamu... betapa kumuntahkan ingatanku tentang kau dan tak sudi menatapmu bahkan di lembar kenanganku.
Sempat...
Kumurka mengingatmu... betapa kumuak menemukan sekilas senyumanmu, walau saat mataku terpejam dalam diam.
Dan sempat...
Kuludahi kebahagiaanku saat itu... betapa sakitnya membuatku mengerang bahkan saat luka itu telah mengering.
Namun pada akhirnya...
Aku menyerah...
Saat sepi ini membuatku letih dan aku terbujur diam di dalam kegelapan dan kesunyian.