Lihat ke Halaman Asli

Niken Calengka

Universitas Diponegoro

Sampah Menjadi Eco-Enzyme? Mahasiswa KKN UNDIP Lakukan Edukasi Pengolahan Sampah Organik

Diperbarui: 15 Agustus 2022   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Sampah dan pengelolaannya kini menjadi hal mendesak apabila tidak dilakukan penanganan yang baik dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan pengolahan sampah yang tepat terutama sampah organik atau sisa makanan. Produksi sampah masyarakat kian hari kian bertambah, menyebabkan timbulan sampah yang kian menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Permasalahan timbunan sampah di lingkungan rumah tangga seperti di Kelurahan Bambankerep masih menjadi isu yang memerlukan penanganan. Pada umumnya, kesadaran masyarakat untuk pengelolaan sampah masih tergolong rendah. Kebanyakan dari mereka, dalam mengelola sampah masih menerapkan pola tradisonal yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pemrosesan akhir sampah. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021, jumlah timbulan sampah di Kota Semarang mencapai 1180 ton/hari dengan komposisi sampah sisa makanan sebesar 60,8% dari total timbulan sampah kota Semarang, dapat disimpulkan bahwa komposisi dari simpah sisa makanan menyumbang jumlah tertinggi dari semua sampah di Semarang.

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro melakukan edukasi kepada masyarakat Kelurahan Bambankerep, Kecamatan Ngaliyan tentang pentingnya mengolah sampah organik. Sampah organik rumah tangga juga hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pemanfaatan sederhana dan mudah dilakukan antara lain adalah pembuatan eco-enzyme. 

Eco-Enzyme adalah cairan multi manfaat yang dibuat dengan mencampurkan sampah organik (kulit buah dan sayuran), gula merah, dan air. Berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi yang kuat. Tak hanya membantu kesuburan tanaman, tetapi juga dapat digunakan untuk membersihkan dapur (permukaan berminyak), mengepel lantai, mengusir serangga, dan lainnya. Dengan adanya program Edukasi Pemilahan dan Pemanfaatan Sampah Organik Rumah Tangga serta Sosialisasi Pembuatan eco-enzyme dari Sampah Organik (kulit apel, jeruk, nanas, pir, semangka, lemon, dll).

Dokumentasi pribadi

Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar masyarakat lebih mengetahui langakah-langakah yang dapat dilakukan sebagai upaya pengolahan sampah organik yaitu eco-enzyme. Pentingnya edukasi tentang pengolahan sampah organik terbukti saat hari pelaksanaan sampah kulit buah sisa pembuatan rujak buah langsung dibuang dan tidak diolah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pemaparan tata cara pembuatan eco-enzyme dan pembagian leaflet pada warga untuk dapat lebih memahami dan dapat mempraktekan kembali cara pembuatan eco-enzyme. Kegiatan pentingnya pengolahan sampah organik ini diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemilahan dan pemanfaatan sampah bagi lingkungan sekitar. Pemilahan sampah pada sumbernya merupakan salah satu upaya dalam mengurangi timbulan sampah pada TPA.Penulis : Niken Calengka Kosasih (Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan)

Dokumentasi pribadi

DPL : Yanuar Yoga Prasetyawan S. Hum.M. Hum 

Lokasi : Kel.Bambankerep, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline