Lihat ke Halaman Asli

KKN Diresmikan, Tantangan Baru Siap Dijalankan

Diperbarui: 6 Agustus 2016   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rabu, 3 Agustus 2016, menjadi hari bersejarah bagi kami. Di tanggal itulah babak baru sebagai penyandang status mahasiswa siap kami mulai. Akhirnya kami akan terjun ke masyarakat. Mencoba mempraktikan apa yang kami dapat di kelas. Mencoba menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan nyata. Dan mencoba berbaur dengan masyarakat hingga kami tak akan lagi kaget jika sudah lulus dari studi ini nantinya. Takut? Sangat. Tapi bagi kami, ini tantangan baru yang harus kami jalani.

"Sebagai mahasiswa yang nantinya akan terjun langsung ke masyarakat, sudah seharusnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini bisa menjadi pembelajaran yang penting. Dari sini kita bisa belajar bagaimana menghadapi problematika yang benar-benar terjadi di dalamnya. Nilai dan pujian bukan lagi ukuran solusi yang kita berikan saat menyelesaikan masalah yang ada, tapi bermanfaat atau tidak bagi masyarakat. Itu yang terpenting." ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Endang Sulastri dalam sambutannya di acara Pelepasan dan Penerimaan Program KKN FISIP, Rabu 3 Agustus 2016 di Kantor Walikota Tangerang Selatan, Banten.

Sejenak otak kami memutar kembali memori waktu ke belakang. Mencoba membuka sekat-sekat otak untuk mengingat apa saja yang sudah kami terima selama ini. Selama ini kami yang selalu petantang-petenteng mengenakan jas almamater dengan dada dibusungkan merasa bangga sekali dengan status kami sebagai mahasiswa. Ya, kami mahasiswa.

Mahasiswa, status prestisius yang tak semua orang bisa mendapatkannya. Atau, hanya sedikit yang mampu mempertahankan status itu. Tapi mendengar mukadimah dari Ibu Dekan tersebut, kami merasa tertampar. Telak. Tepat di muka. Bisakah kami diterima oleh masyarakat nantinya? Jika diterima, bisakah kami bermanfaat nantinya? Itu yang terus berkecamuk di kepala kami.

Mundur ke beberapa hari ke belakang. Kami sempat bertemu dengan warga dan pejabat yang berwenang di Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, tempat kami akan diterjunkan nanti. Setelah berbincang itu, kami mendapatkan beberapa masukan mengenai permasalahan yang sering dialami oleh masyarakat tersebut.

Masukan dari para pejabat dan warga setempat membuat kami semangat untuk memberikan sedikit ide kami yang Insya Allah berguna demi menghadapi tantangan yang ada di masyarakat tersebut. Transformasi ide kami berjalan cepat sepulangnya kami dari lokasi, sehingga beberapa program tersusun sedemikian rupa. Salah satu programnya adalah membantu mengajar di pengajian anak-anak daerah setempat. Tak sabar kami ingin bekerja sama dan berbaur langsung dengan masyarakat guna menciptakan masyarakat yang lebih baik.

"Kota yang baik, berakar dari keluarga. Jika keluarga baik, maka lingkungan sekitarnya pun akan baik pula. Saat lingkungan baik, maka akan berpengaruh ke kota yang baik, berlanjut ke provinsi yang baik. Sehingga negara kita pun akan jadi baik pula." kata Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diani dalam sambutannya.

Yes! Program kami sejalan dengan apa yang pemerintah setempat galakkan. Dengan demikian, tantangan yang kami hadapi mungkin tidak serumit yang kami bayangkan karena kami satu misi dengan pemerintah. Dan tidak juga semudah yang kami pikirkan karena kami belum begitu tahu bagaimana kenyataannya di sana.

Tunggu serunya kisah kami saat terjun langsung ke masyarakat di artikel selanjutnya ya!

Written by KKNSquad




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline