Lihat ke Halaman Asli

Niken Anggraini

podcast: anchor.fm/saya-niken

Menyantap Mie Kuah Pedas di North Quay

Diperbarui: 6 Januari 2020   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Sabtu (4/1) kemarin saya mengajak keponakan saya jalan-jalan ke Surabaya North Quay (SNQ). Mumpung masih dalam suasana liburan sekolah. Tempat ini sebenarnya sudah diresmikan tahun 2016 yang lalu. Tapi saya sendiri baru ke tempat ini Sabtu kemarin itu. Telat banget ceritanya. Teman-teman saya sudah posting foto mereka di tempat ini, sementara saya baru bisa foto-fotoan kemarin hari itu. Nggak apa-apa. Lebih baik telat daripada nggak sama sekali. Hehehe.  

Saya nggak terlalu pagi ke SNQ ini. Karena infonya, tempat ini konon bukanya jam 10.00 wib. Jadi tak perlu berangkat pagi-pagi untuk ke sananya. Selain itu, langit juga agak mendung. Bahkan gerimis turun saat saya pulang. Mendung ini yang membuat saya meragu antara jadi pergi atau tidak. Karena sudah janji sama ponakan, dan dia sudah siap akhirnya berangkatlah ke tempat ini meski was-was juga. Takut kalau kehujanan di jalan.

dokumen pribadi

Akhirnya saya ke tempat ini di jamnya orang memilih tidur siang ketimbang jalan-jalan. Hehehe. SNQ ini berada di Gapura Surya Nusantara lantai 3. Buat yang naik bus dari Bungurasih nggak usah ganti angkutan lagi untuk sampai ke tempat ini. Tunggu bus berhenti di pul terakhir, di Perak. Setelah turun dari bus jalan kaki sedikit ke arah Gapura Surya Nusantara-nya.  

Saat saya membeli tiket masuk jam sudah menunjukan pukul 13.50 wib. Benar-benar jamnya tidur siang ini. Harga tiket masuknya Rp 10.000 perorang. Dapat voucher Rp 4.000 untuk membeli makanan atau minuman di cafenya. 

Setelah tangan saya dan ponakan distempel oleh petugas barulah kami bisa masuk ke lantai 3-nya. Karena teman-teman saya sudah pada posting foto di tempat ini, maka agenda saya pertama kali begitu sampai SNQ ini ya foto-fotoan dulu sebelum makan. Hehehe. Maklum. Langit mendung. Kalau nggak segera foto-fotoan dulu, takut keburu turun hujan.  

dokumen pribadi

Puas foto-foto barulah pesen makanan. Di cafe ada beberapa pilihan menu makanan. Ada nasi goreng, Rawon, Empek-empek Palembang, Bakso bakar, Pecel, Gado-gado dll. Tapi saya dan ponakan ingin makan mie kuah saja. Cuaca mendung kayak kemarin itu rasanya enak banget kalau dibuat makan mie kuah. Apalagi kami juga belum terlalu lapar. Jadi semangkuk mie kuah pasti cukuplah.  

Akhirnya kami membeli Mie Bakso Sosis. Saya pesan yang pedas. Harganya Rp 15.000 satu porsi. Kami memanfaatkan voucher yang ada, jadi dapat potongan Rp 8.000 untuk dua porsi Mie Bakso Sosis tadi.  

Rasanya nikmat banget makan mie kuah sambil melihat pemandangan laut dan kapal. Menyantap mie kuah di  cuaca sedang mendung begini memang pas banget. Kenikmatan yang haqiqi kalau menurut istilah anak zaman sekarang.  

Nikmatnya tak hanya dirasakan lidah saja tapi juga mata dan kulit. Kalau lidah merasakan nikmatnya menyantap mie, maka mata merasakan nikmat berupa menatap indahnya pemandangan laut. Sedangkan kulit merasakan nikmatnya hembusan angin laut. Suasana yang bener-bener bisa bikin fresh pikiran.  

dokumen pribadi

Untuk minumnya saya memilih minum air mineral saja. Lebih pas. Karena saya kan makan mie kuah pedas. Kalau ponakan saya nggak suka pedas. Dia minta dibelikan es. Setelah melihat-lihat ia memilih es Dawet sebagai pilihannya. Harganya Rp 10.000 tanpa voucher.  

dokumen pribadi

Usai makan kami masih duduk-duduk di tempat itu. Tak langsung pulang. Nunggu makanan turun dulu. Hehehe. Habis itu foto-fotoan lagi karena di saat itu KM Labobar melepaskan jangkarnya. Siap mengarungi laut. Sekitar 15 menit kemudian kami ke mushola untuk salat Ashar. Setelah salat barulah kami pulang []
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline