Lihat ke Halaman Asli

Niken Anggraini

podcast: anchor.fm/saya-niken

Menyantap Enaknya Semanggi Suroboyo

Diperbarui: 21 Juli 2019   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Surabaya Sabtu (20/7) kemarin sore punya gawe. Acara yang membuat Surabaya ditumparuahi pengunjung itu bernama Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan. Jadi sepanjang jalan Tunjungan di tutup.  Jalan Tunjungan mulai dari depan Siola hingga Hotel Majapahit Surabaya dipenuhi pedagang yang menjual aneka macam makanan, minuman dan kerajinan. 

Kabarnya ada ratusan UKM yang terlibat berjualan.  Panggung musik juga ada di sana. Pengunjung yang datang hilir mudik, lalu lalang di sepanjang jalan Tunjungan. Entah datang darimana saja pengunjung kemarin malam itu. Yang jelas rame dan berjejal  orang di situ.

Dokpri

Acara bazar kuliner dan kerajinan ini dimulai dari pukul 16.00 -- 21 .30 wib. Selain acara kulineran, juga dilaksanakan pula Gebyar Tari Remo dan Festival Tari Yosakoi Jepang di  tempat yang sama. Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang membuka acara ini.  

Pukul 15.00 wib masyarakat sudah memenuhi jalanan di depan Siola karena walikota Surabaya membuka acara Tari Remo dan Festival Tari Yosakoi  di tempat tersebut. Saat sang walikota muncul, sebagian besar pengunjung bertepuk tangan untuk menyambutnya. Seorang ibu yang berdiri di depan saya sempat berkata.

"Alhamdulillah wis sehat rek emak'e arek-arek Suroboyo. Sehat terus Bu Risma,"

Seperti diketahui walikota Surabaya ini memang sempat  di rawat di RS beberapa waktu yang lalu. Kendati demikian, kemarin  sang walikota ini tidak tampak seperti orang yang habis sakit. Ia  terlihat gesit dan bersemangat saat memberikan sambutan di acara tahunan ini. Usai penampilan 13 kelompok peserta lomba tari Yosakoi dari kategori anak-anak  barulah ia meninggalkan lokasi acara.  

Dokpri

Lomba tari Yosakoi kategori dewasa dilanjutkan usai salat Maghrib. Kelar salat  Maghrib di musola mall Siola,  saya jalan-jalan lagi di sepanjang jalan Tunjungan. Saya memilih membeli Semanggi Suroboyo yang juga ada di area bazar tersebut. Karena letak kursi dari tempat saya  beli Semanggi Suroboyo agak jauh, akhirnya saya memilih duduk di emperan salah satu bank untuk menyantap Semanggi Suroboyo itu.

Dokpri

Salah satu makanan khas Surabaya ini di jual seharga Rp 10.000 perpincuk. Saya memilih yang tingkat kepedasannya cukup. Semanggi Suroboyo atau ada juga yang menyebutnya Pecel Semanggi ini memang sekilas mirip dengan  pecel pada umumnya. Serupa tapi tak sama. Yang membedakan selain keberadaan daun Semanggi, juga terletak pada bumbunya. Selain berbahan dasar kacang tanah, bumbu Semanggi di beri ubi. Jadi rasanya jelas berbeda dengan bumbu pecel pada umumnya. Hanya penampakannya saja yang sama. Rasanya berbeda karena ada tambahan ubi itu.  


Saya kemarin membeli Semanggi Suroboyo Bu Hartini. Isi sayurannya selain daun Semanggi, ada kecambah dan daun Turi putih. Plus ada tambahan kerupuk puli. Rasa bumbunya terasa gurih, pedas dan manis.  Alhamdulillah enak di lidah saya.

Dokpri

Selain membeli Semanggi Suroboyo saya juga membeli Rujak Gobet. Rujak Gobetnya berisi parutan buah ketimun dan mangga. Rasanya manis segar. Harganya Rp 8.000. Sebenarnya saya ingin membeli bubur Manggul dan Sate kelapa juga. Tapi sayang setelah berjalan ke sana kemari saya tak menemukan dua makanan yang ingin saya makan itu. Akhirnya saya memilih menonton penampilan live music saja sebelum akhirnya pulang karena sudah menjelang malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline