Menjelma dalam raut
Ku tergincir curam, panik
Sunyi kesenyapan dalam ujaran
Hilangkan asa untuk menggali lebih dalam
Dan aku
Keruk terus kenikmatan
Hingga berasa pekat sudah keperawanan
Kalaupun cinta bisa menumbuhkan kebencian
Maka putih pun terasa abu-abu
Dengki pun mulai berwujud
Mula-mula ia tersenyum, senyum, senyum