Adanya virus Covid-19 ini merupakan suatu musibah dunia yang mengakibatkan semua aktivitas terkendala. Tentu saja pada dunia pendidikan yang menyebabkan belajar dan mengajar secara tatap muka harus hentikan sementara. Pembelajaran saat ini dilakukan melalui daring online, yang pada awalnya memiliki banyak kendala tapi perlahan-lahan kendala itu sudah perlahan-lahan sedikit berkurang. Selama pandemi ini masih banyak siswa yang tidak memiliki ponsel, seperti siswa pada pedalaman desa mereka juga susah mendapatkan sinyal internet.
Bahkan selama pandemi ini berlangsung para guru di pedalaman desa berinisiatif mengajar siswa mereka dari rumah satu persatu, mereka juga sampai harus naik turun bukit karena susahnya jalur untuk ke desa tersebut. Belum lagi gaji honor yang tidak sesuai mereka dapatkan, tapi tetap mereka jalani dengan ikhlas agar para siswa-siswi mendapatkan ilmu pendidikan yang baik.
Lalu bagaimana yang berada di kota? Para siswa yang berada di kota seharusnya bersyukur karena dapat memiliki jaringan internet yang kuat serta banyak dari mereka yang mampu dan memiliki ponsel. Kita seharusnya memiliki semangat yang kuat untuk belajar agar tercapai cita-cita kita di masa depan. janganlah mengeluh dan tetap jalani dengan sungguh-sungguh. Karena kita para siswa yang berada di kota lebih mendapatkan fasilitas belajar mengajar yang memadai, tetapi mereka para siswa-siswi yang berada di desa sangatlah susah untuk mendapatkan pembelajaran jarak jauh karena kurangnya fasilitas yang mereka miliki.
Namun seiring berjalannya waktu, pembelajaran jarak jauh juga membuat siswa merasa jenuh karena banyaknya tugas yang datang secara terus-menerus serta tidak dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, yang akhirnya membuat penurunan capaian belajar. Seperti munculnya rasa malas mengerjakan tugas yang menumpuk dan akhirnya lebih sering membuka sosial media.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, ada banyak dampak negatif yang bisa terjadi pada anak jika terlalu lama di rumah dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar online. Oleh karenanya, ia berencana untuk memberikan izin sekolah tatap muka mulai awal tahun depan. "Semakin lama pembelajaran tatap muka tidak terjadi, maka semakin besar dampak negatif yang terjadi pada anak," ujar Nadiem melalui channel Youtube Kemendikbud, Jumat (20/11/2020).
Mendikbud mengatakan dengan adanya wabah Covid-19 ini kita bisa memetik hikmah bahwa untuk melakukan pembelajaran bisa terjadi di manapun. Seperti saat ini para guru bisa melakukan pembelajaran melalui daring/online dengan menggunakan tools/perangkat baru. Hikmah bisa dipetik dari wabah ini, Mendikbud melanjutkan yakni bisa membangunkan kesadaran bagi orang tua bahwa tugas guru itu sangat sulit. Sehingga dengan kejadian ini akan menumbuhkan rasa empati orang tua kepada guru. "Guru, siswa dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan suatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja," kata Mendikbud dalam sambutannya pada upacara peringatan Hardiknas 2020 di Jakarta, Sabtu (2/5/2020).
Dengan demikian pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena banyak dampak yang dihadapi, seperti banyaknya tugas yang bertambah sehingga semakin menumpuk, mata yang lelah akibat lamanya berada di depan laptop atau ponsel dan waktu tidur yang tidak teratur. Setiap hari harus membuka aplikasi belajar seperti zoom, google meet, dan google classroom. Maka perlu untuk dibahas kembali dan ditelaah, jika pembelajaran jarak jauh masih tetap dilaksanakan.
Berdasarkan sumber bacaan yang terdapat dalam teks dikutip dari:
cnbcindonesia.com diakses pada 14 Desember 2020, pukul 10:45 WIB
pgdikdas.kemdikbud.go.id diakses pada 14 Desember 2020, pukul 11:00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H