Lihat ke Halaman Asli

Niken Rossa

Mahasiswa

Memanfaatkan Potensi Ekonomi yang Dimiliki Indonesia sebagai Salah Satu Strategi untuk Pandemic Recovery

Diperbarui: 18 Juni 2022   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sejak ditetapkan sebagai pandemi Covid-19 pada tanggal 11 maret 2020 oleh Badan Kesehatan dunia atau World Helath Organization (WHO), virus corona telah menyebar luas ke seluruh dunia. Menurut data dari Worldmeters, hingga 17 Agustus 2020, lebih dari 200 negara di belahan dunia telah terjangkit virus Covid-19 dengan total kasus mencapai 200,09 juta dan korban meninggal dunia sebanyak 4,38 juta jiwa. Fenomena pandemi Covid-19 pada tahun 2020 yang terjadi di Indonesia menjadikan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kasus pertama Covid-19 yang terjadi di Indonesia terkonfirmasi pada tanggal 2 maret 2020. Dua Warga Negara Indonesia yang berdomisli di Depok ini diketahui positif terjangkit virus Covid-19. Kedua Warga Negara tersebut memiliki riwayat berinteraksi dengan Warga Negara Jepang.

Tak hanya berdampak pada krisis kesehatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan perekonomian sebagian besar negara-negara di dunia tumbuh negatif bahkan resesi. Hanya sebagian kecil Negara di dunia yang masih bertahan dan tumbuh ekonominya di tahun 2020, seperti China, Taiwan, dan Vietnam. Sepanjang tahun 2020 lalu, pandemi Covid-19 telah menyebabkan krisis ekonomi yang cukup dalam. Begitu pula dengan negara berkembang, apalagi negara miskin. Hanya segelintir negara dari banyaknya negara yang ada di dunia masih mampu bertahan dan tumbuh positif menghadapi dampak pandemi Covid-19 di tahun 2020.

Dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia ditunjukkan dengan adanya potensi goncangan dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Dari sisi penawaran, dengan adanya kebijakan Physiscal Distancing, social distancing, work from home dan stay at home berdampak pada menurunnya kegiatan produksi disamping sulitnya distribusi barang, sedangkan dari sisi permintaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena adanya kepanikan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga barang di pasar yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat yang berujung pada kerugian terhadap produsen yang dapat mengakibatkan tingginya pengangguran. Dampak ekonomi lainnya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika yang menembus hampir Rp. 17.000. Kondisi ini akan berdampak pada meningkatnya harga-harga barang impor yang notabenenya masih banyak barang-barang yang dibutuhkan masyarakat berasal dari impor. Jika kondisi ini terus berlanjjut sudah dipastikan akan berujung pada krisis ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tercatat 885.067 di bulan Februari. Anjlok 30,42% dibandingkan bulan sebelumnya dan 28,85% dibandingkan periode yang sama pada 2019. Menurunya jumlah wisman ini tidak terlepas dari kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang dilakukan oleh hampir sebagian negara di dunia. Melihat kondisi perekonomian Indonesia seperti diatas pemerintah menyiapkan beberapa strategi pemulihan ekonomi pada era pandemi saat ini. Pada bagian ini diuraikan beberapa kebijakan yang ditempuh Pemerintah selama pandemi yang membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi 2021.

Vibiz Research Center, 2020 menyebutkan terdapat empat kebijakan yang ditempuh pemerintah telah memebrikan dampak bagi pemulihan ekonomi. Keempat kebiajkan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. UU Cipta Kerja. Omnibus Law ini sebagai bentuk dari deregulasi, telah mengamandemen 79 UU dan 1244 pasal-pasal. Ini akan membawa efisiensi birokrasi dan pemangkasan aturan yang tidak perlu, terutama yang terkait dengan perizinan usaha dan investasi.
  2. Sovereign Wealth Fund. Pembentukan SWF ini, yang dinamakan dengan Indonesia Investment Authority (INA), atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI), memberikan ruang besar untuk pembiayaan pembangunan yang tidak berbasis pinjaman, tetapi berbentuk penyertaan modal.
  3. Vaksinasi. Presiden Jokowi baru-baru ini menetapkan vaksinasi gratis bagi masyarakat Indonesia dimulai awal tahun 2021. Ini akan memberikan rasa aman bagi masyarakat, dan meningkatkan keyakinan konsumen dan produsen untuk segera memacu roda perekonomian selanjutnya.
  4. Kelanjutan PCPEN (Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) yang tentunya akan kembali memberikan stimulus pemulihan dengan anggaran tahun 2021 sebesar Rp372,3 triliun. (Vibiz Research Center, 2020).

Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran di tahun 2021 sebesar Rp699,43 T. Hingga 21 Mei 2021, anggaran pada Program PEN tersebut telah mencapai Rp183,98 T atau 26,3% dari Pagu. Pemerintah akan terus mengakselerasi capaian pada Program PEN 2021 agar dapat mendorong pemulihan ekonomi secara lebih cepat.

Terlepas dari kebijakan tersebut, pada dasarnya terdapat dua kebijakan utama yang akan berpengaruh pada pemulihan ekonomi tahun 2021. Kedua kebijakan tersebut adalah vaksin dan efektivitas kebijakan ekonomi pemerintah. Banyak analisis telah mengkaitkan antara pemulihan ekonomi dengan pelaksanaan vaksin Covid-19, dimana pemulihan ekonomi sangat bergantung pada keberhasilan vaksin. Untuk menjaga agar ekonomi mampu bertahan dan terakselerasi ditengah pandemi maka perlu adanya efektivitas kebijakan ekonomi dalam menjaga daya tahan ekonomi dengan mendongkrak faktor permintaan dari rumah tangga, pemerintah maupun untuk kebutuhan investasi berbagai sektor ekonomi menjadi sangat penting. Disamping itu Program Pemulihan Ekonomi Nasional pun seharusnya diarahkan pada jaminan sosial, dukungan UMKM, pembiayaan korporasi, dan insentif pada dunia usaha.

Pustaka : Sutrisno, Edy. 2021. Strategi Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Sektor UMKM dan Pariwisata. Jurnal kajian Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia. 9(1). pp. 641-660.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline