Lihat ke Halaman Asli

Dugaan Gratifikasi Blok Masela, Anak Buah Sudirman Said Disorot KPK

Diperbarui: 18 Maret 2016   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blok Masela lagi menjadi isu hangat akhir-akhir ini. Tarik ulur dan berbagai kepentingan yang berkelindan di blok dengan potensi minyak luar biasa itu menyedot perhatian publik. Negosiasi atas pengelolaan blok minyak yang berada di perairan Maluku itu pun berlangsung alot, terutama sepuluh tahun terakhir ini.

Komisi Pemberantasan Korupsi pun tak tinggal diam dengan negosiasi jumbo yang menyangkut kekayaan perut bumi nusantara itu.  Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan akan mengawasi negosiasi itu. Komisi anti rasuah itu akan segera turun tangan jika ada bau amis korupsi, suap, atau pemufakatan jahat lainya yang terjadi dalam proses negosiasi.

Agus menjamin, para penyidiknya akan bertindak trengginas jika ada kejanggalan. Ia menyatakan sudah meneken banyak surat perintah penyelidikan. Agus pun menggaransi tidak ada negosiasi besar yang tak terpantau KPK.

Sebelumnya, dunia maya telah dihebohkan oleh foto petinggi Kementerian ESDM Djoko Siswanto tengah naik jet pribadi yang diduga milik perusahaan yang mengincar Blok Masela. Dalam 3 foto yang beredar di tanah twitter itu, Djoko yang menjabat Direktur Pembinaan Hulu Migas, tengah ditemani pramugari cantik dalam pesawat mewah tersebut. Foto-foto itu diunggah dalam akun twitter @energibebas Senin, 11 Januari 2016. 

[caption caption="Direktur Hulu Migas, Djoko Siswanto"][/caption]

Foto-foto ini merupakan hal ini merupakan tamparan keras bagi Kementerian ESDM yang dipimin oleh Sudirman Said. Tak beretika, seorang pejabat tinggi naik jet pribadi dalam rangka pekerjaanya. Presiden Jokowi saja, katanya, naik pesawat kelas ekonomi untuk kunjungan kerja. Apalagi, jika terkait dengan tarik ulur pengelolaan kekayaan minyak bumi dan gas di Blok Masela. Sudah menjadi rahasia umum jika untuk memuluskan mengeruk kekayaan nusantara, para perusahaan migas tak segan menyuap untuk para petinggi negeri ini dan memanjakan dengan berbagai fasilitas.

Akun @energibebas yang memiliki sekitar 6000 followers menduga hal itu terkait dengan tarik ulur pengelolaan Blok Masela di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku itu. Jet pribadi yang digunakan Djoko diduga merupakan milik bos perusahaan migas asal Jepang, Inpex Coorporation.

Sebagai informasi, Inpex Corporation yang sudah mengajukan pengelolaan Blok Masela sejak lama terus mendesak pemerintah segera memutuskan skema pengembangan blok minyak jumbo itu. Inpex telah mengajukan proposal pengembangan Blok Masela ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) pada awal September lalu. Inpex mengajukan skema pengembangan blok secara offshore (lepas pantai) dengan menggunakan kilang terapung gas alam cair ((floating liquified natural gas/FLNG ).

Skema ini ditentang oleh berbagai pihak, yang paling keras, adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli yang menilai FLNG merupakan skema yang merugikan negara dan terlalu menguntungkan asing. Sebab, Kilang Apung tidak memberi kontribusi pada pembangunan daerah. Selain itu, kilang ditengah laut ditengarai Rizal hanya menguntungkan asing dan memudahkan gas milik negeri ini dilarikan ke luar negeri.

Rizal cenderung setuju Blok Masela dikelola secara landing atau pipanisasi atau onshore yang akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar blok tersebut, serta membuka peluang munculnya kota-kota pelabuhan baru yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, SKK Migas dan kementriannya Sudirman Said justru lebih setuju Blok Masela dikelola secara offshore sesuai dengan keinginan Inpex. Menurut mereka, cara ini lebih murah dan investasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline