Lihat ke Halaman Asli

Murnika

Mahasiswa Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Analisis Framing Pemberitaan Media Massa terkait Kondisi Lingkungan di Kota Denpasar Provinsi Bali

Diperbarui: 3 September 2024   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabel 1/dokpri

Denpasar adalah ibu kota dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari provinsi Bali. Denpasar adalah kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Kota Makassar. Pertumbuhan industri pariwisata di pulau Bali mendorong kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di provinsi Bali.

Kota Denpasar berada pada ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut, terletak pada posisi 835'31" sampai 844'49" Lintang Selatan dan 11500'23" sampai 11516'27" Bujur Timur. Sementara luas wilayah Kota Denpasar 127,78 km atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Tingkat curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan, dengan curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember. Sedangkan suhu udara rata-rata sekitar 29.8 C dengan rata-rata terendah sekitar 24.3 C.

Tabel 2/dokpri

Tabel 3/dokpri

Berdasarkan pemberitaan media massa mengenai isu lingkungan di Kota Denpasar pada tabel tersebut, mayoritas pemberitaan berfokus pada isu-isu lingkungan, seperti pengelolaan sampah, budidaya mangrove, perlindungan hutan rakyat, dan dampak pembangunan hotel terhadap daya dukung lingkungan. Selain itu juga penekanan pada peran penting yang dimainkan oleh masyarakat dan pemerintah dalam menangani isu-isu lingkungan dan ekosistem. Misalnya, partisipasi masyarakat dalam budidaya mangrove untuk meningkatkan ekonomi dan menjaga ekosistem.

Cara penyajian dan Bahasa yang digunakan pada berita-berita tersebut menggunakan bahasa yang formal dan informatif, dengan penekanan pada urgensi dan dampak dari setiap isu lingkungan yang dibahas. Misalnya, dalam pemberitaan terkait pengelolaan sampah, ditekankan pentingnya komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat untuk mencapai hasil yang optimal. Selain itu, lebih banyak menyoroti aspek negatif dari kelalaian lingkungan, seperti potensi bencana akibat pembangunan hotel yang tidak terencana atau risiko kelebihan kapasitas TPA yang dapat merusak ekosistem.

Dengan adanya pemberitaan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan yang baik dan partisipasi aktif dalam menjaga ekosistem, terutama di Bali yang merupakan destinasi wisata utama. Beberapa berita juga menyiratkan kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap kurang optimal, misalnya dalam penanganan sampah atau pembangunan hotel yang berpotensi merusak lingkungan.

Secara keseluruhan, framing dalam berita-berita ini menggambarkan masalah lingkungan sebagai isu yang mendesak dan memerlukan tindakan segera dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa media massa memiliki peran penting dalam mendorong agenda lingkungan dan mempengaruhi opini publik terkait pentingnya menjaga kelestarian alam, terutama di daerah seperti Denpasar, Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline