Lihat ke Halaman Asli

Murnika

Mahasiswa Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Penginderaan Jauh: Pengertian, Resolusi Citra, Karakteristik Citra, dan Interpretasi Citra

Diperbarui: 7 April 2024   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni dan ilmu untuk mendapatkan informasi tentang obyek, area atau fenomena melalui analisa terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah ataupun fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979). Alat yang dimaksud dalam pengertian diatas adalah alat pengindera atau sensor. Pada umumnya sensor dibawa oleh wahana baik berupa pesawat, balon udara, satelit maupun jenis wahana yang lainnya (Sutanto,1987). Hasil perekaman oleh alat yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh.

Penginderaan jauh didefinisikan sebagai sains dan teknologi yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, atau menganalisis karakteristik dari objek yang diinginkan tanpa melakukan kontak langsung dengan objek tersebut. Prinsip penginderaan jauh berdasarkan pada pengukuran energi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sumber energi merambat mengenai objek, dipantulkan oleh objek yang kemudian direkam oleh sensor. Sumber gelombang elektromagnetik yang paling penting di permukaan bumi adalah matahari, yang dapat berupa cahaya tampak, panas (dapat dirasakan oleh manusia), dan sinar ultraviolet (Kerle, dkk, 2004; Arsana, 2007).

Munculnya satelit-satelit antariksa dan pesawat tanpa awak sesuai dengan misi penerbangan, menyediakan informasi spasial data hasil perekaman objek. Pengaplikasian data penginderaan jauh untuk berbagai kajian sesuai kebutuhan informasi, diantaranya:

  • Identifikasi penutupan lahan (landcover)
  • Identifikasi penggunaan lahan (Landuse)
  • Identifikasi dan monitoring pola perubahan lahan. Objek Fisik Wahana dan Data Sensor Extraksi informasi Aplikasi Objek Fisik Data Sensor Extraksi informasi Aplikasi Penggunaan lahan Kehutanan Argikultur Geologi Geomorfologi Hidrologi Meteorologi/ Klimatology
  • Manajemen dan perencanaan wilayah
  • Identifikasi Ekologi (Biodiversity dan Ekosistem)
  • Indentifikasi Geophysis (Geomorfologi, Geologi)
  • Manajemen sumber daya hutan
  • Kebencanaan (Distribusi cuaca, Hotspot Kebakaran Hutan)
  • Eksplorasi mineral
  • Pertanian dan perkebunan
  • Manajemen sumber daya air
  • Manajemen sumber daya laut

Resolusi Citra

Danoedoro (2012) menjelaskan dalam bidang penginderaan jauh terdapat empat konsep resolusi yang sangat penting, yaitu :

  • Resolusi spasial pengertian praktis resolusi spasial adalah ukuran terkecil objek yang masih dapat dideteksi oleh suatu sistem pencitraan. Semakin kecil ukuran objek yang dapat dideteksi, semakin halus atau tinggi resolusi spasialnya. 
  • Resolusi spektral sesuai dengan namanya, resolusi spektral adalah kemampuan suatu sistem optik elektronik untuk membedakan informasi (objek) berdasarkan pantulan atau pancaran spektralnya. Secara praktis dapat dijelaskan semakin banyak jumlah salurannya (dan masing-masing cukup sempit) semakin tinggi kemungkinan-nya untuk membedakan objek berdasarkan respon spektralnya. 
  • Resolusi radiometrik yaitu kemampuan sensor dalam mencatat respon spektral objek dinyatakan sebagai resolusi radiometrik. Sensor yang peka dapat membedakan selisih respon yang paling lemah sekalipun. 
  • Resolusi temporal adalah kemampuan suatu sistem untuk merekam ulang daerah yang sama. Satuan resolusi adalah jam atau hari.
  • Resolusi layar resolusi layar adalah kemampuan layar atau monitor dalam menyajikan kenampakan objek pada citra secara lebih halus. Semakin tinggi resolusi layarnya semakin tinggi kemampuannya untuk menyajikan butir-butir piksel yang lebih halus. 

Karakteristik Data Citra

Karakteristik citra digital merupakan penyajian data dalam format data raster yang memiki variasi resolusi sesuai spesifikasi citra satelit dan misi penerbangan satelit. Setiap cell data raster sebuah citra memiliki nilai yang berbeda-beda, nilai nilai yang disimpan setiap piksel citra disebut dengan digital number. Nilai digital number ini mereprentasikan tingka gelap atau cerahnya suatu objek . Data Citra satelit sebagai hasil dari perekaman satelit memiliki beberapa karakter yaitu:

  • Karakter spasial atau yang lebih dikenal sebagai resolusi spasial, bahwa data citra penginderaan jauh memiliki luasan terkecil yang dapat direkam oleh sensor.
  • Karakteristik spektral atau lebih sering disebut sebagai resolusi spektral, Data penginderaan jauh direkam pada julat panjang gelombang tertentu.
  • Karakteristik Temporal, Bahwa citra satelit dapat merekam suatu wilayah secara berulang dalam waktu tertentu, sebagai contoh satelit Landsat 3 dapat melakukan perekaman ulang terhadap satu wilayah setelah selang 18 hari.

Sedangkan data penginderaan jauh berdasarkan jenis produk datanya dapat dibagi menjadi dua yaitu: 

  • Citra foto, dihasilkan oleh alat perekam kamera dengan detektor berupa film, dengan mekanisme perekaman serentak, biasanya 8 direkam dalam spektrum tampak atau perluasannya, dewasa ini berkembang teknologi digital yang dapat menggantikan peran film sebagai media penyimpanan obyek. 
  • Citra non foto, dihasilkan oleh sensor non kamera mendasarkan pada penyiaman atau kamera yang detektornya bukan film, proses perekamannya parsial dan direkam secara elektronik.

Interpretasi Citra

Konsep dalam interpretasi citra terdiri atas :

  • Rona atau Warna: adalah tingkat kegelapan atau kecerahan suatu obyek pada citra atau tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya, sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata yang menunjukkan kegelapan dan keragaman warna.
  • Bentuk, variabel kualitatif yang memerikan (menguraikan) konfigurasi atau kerangka suatu bentu obyek misalkan: persegi, membulat, memanjang, dan bentuk lainya.
  • Ukuran, merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luasm tinggi, lereng dan volume obyek, ukuran tergantung dengan skala dan resolusi citra.
  • Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra, dinyatakan dalam ujud kasar atau halus atau bercak-bercak.
  • Pola merupakan ciri obyek buatan manusia dan berapa alamiah obyek yang membentuk susunan keruangan. Pola permukima pedesaan biasanya pola tidak teratur, namun ada acuan seperti pola memanjang, memusat dansebagainya.
  • Bayangan, merupakan obyek yang tampak samar-samar atau tidak tampak sama sekali (hitam) sesuai dengan bentuk obyeknya. Bayangan sering dapa mengamati obyek tersembunyi, seperti cerobong asap pabrik, menara, bak air.
  • Situs merupakan hubungan antara obyek dengan lingkungannya, yang dapat menjukkan obyek disekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain.
  • Asosiasi merupakan unsur antara obyek yang keterkaitan atau antara obyek satu dengan obyek lainya, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat membentuk unsur obyek tertentu.
  • Kedekatan peneliti dengan obyek, merupakan kunci yang berperan penting dalam Interpretasi citra, semakin tinggi pengetauan peneiiti dengan obyek yang dikaji dan semakin familiarnya mengenai kondisi fisik, struktur ruang dan sebagainya, semakin mudah dalam memahami oyek dan mengInterpretasikannya dalam citra.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline