Pada saat itu saya dan kedua teman saya pergi ke warung yang berada di sebelah barat pondok, hanya untuk menelpon orang tua dalam seputar membicarakan finansial pribadi, yang betul-betul akan dipakai dalam jangka waktu dekat.
Dikemudian hari saya pun ditengok oleh bapak saya, kemudian akhirnya saya bercerita perihal peraturan asrama yang telah saya langgar. "Saya sudah tidak betah mondok lagi pak ! Saya ingin setelah lulus sekolah nanti berhenti mondok dan tidak ingin melanjutkan satu tahun untuk pengajian terakhir di pondok." Ucap saya. Bapak pun menjawab, "Kenapa alasannya jika tidak ingin melanjutkan satu tahun pengajian di pesantren?" Ujar bapak. "Saya udah merasa jenuh pak disini !". Lalu bapak menyuruh saya untuk menelpon ibu, akhirnya saya meneleponnya. Lalu saya meminta izin untuk tidak ingin melanjutkan satu tahun pengajian setelah lulus sekolah nanti. "Assalamualaikum bu, sebelumnya saya minta maaf, karena saya ingin membicarakan soal nanti setelah saya lulus sekolah MA, saya tidak ingin melanjutkan satu tahun pengajian di pondok setelah lulus sekolah nanti." Kemudian ibu menjawab, "Kenapa kamu tidak ingin melanjutkannya? Udah merasa jenuh ? Ya sudah itu terserah kamu, tetapi ibu sangat menyarankan agar kamu bisa melanjutkannya. Mendengar jawaban yang ibu sampaikan, menjadikan hati ini sangat dilema antara apa yang diharapkan oleh diri sendiri dan keinginan orang tua.
Beberapa Minggu kemudian, saya pun sempat dikasih dorongan oleh teman saya untuk langsung mendaftar SBMPTN, Tetapi setelah saya diantar oleh kedua teman saya menuju kantor sekolah, tepat berada di depan kantor sekolah tersebut, saya tidak langsung mengambil keputusan untuk mendaftar SBMPTN. Saya sejenak merenung, sehingga mengingat nasihat yang kedua orang tua saya sampaikan. Dalam pikiran saya teringat, seandainya saya mendaftar kemudian lulus, nanti bagaimana dengan keputusan saya ini, kedua orang tua belum mengizinkan saya untuk keluar dari pondok pesantren. Akhirnya hati kecil saya pun berkata, saya harus mengikuti apa kata orang tua, itu pasti akan menjadi pilihan yang terbaik untuk kedepannya. Hingga pada akhirnya, saya pun tidak jadi melanjutkan untuk mendaftar SBMPTN tersebut, dan menuruti apa yang menjadi perintah kedua orang tua.