Lihat ke Halaman Asli

Nihayatu Saadah

A life-long learner

Ikut "Plogging" di Korea Selatan dengan Metode Baru

Diperbarui: 23 Januari 2024   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Freepik.com (Kegiatan Plogging)

Semoga istilah “Plogging” tidak tabu untuk para pembaca sekalian. Seperti saya yang jujur saja baru tahu ketika akan mengikuti kegiatan ini. Entah kalau di wilayah kota, hanya saja di daerah rumahku, adanya kerja bakti. Kerja bakti yang ikut terjun bebersih adalah para Bapak dan pemuda. Ibu-ibu dan pemudi di rumah menyiapkan makanan atau tidak menyiapkan sama sekali. Kalau plogging adalah memungut sampah plastik yang umumnya untuk diolah kembali, sedangkan kerja bakti adalah bebersih sampah plastik bersama dengan rumput liar dan ranting pohon di jalanan dan di gorong-gorong dengan cara di bakar. Agenda kerja bakti tiap warga memang berbeda-beda. 

Pada musim panas lalu, kampus tempat saya kursus Bahasa Korea di Seoul mengadakan kegiatan Plogging. Informasi kegiatan diumumkan melalui grup Kakaotalk asrama. Dengan membaca brosur online yang disebar itulah, saya mulai mencari informasi tentang “Plogging” yang ternyata adalah kegiatan jogging yang dibarengi dengan aktifitas memungut sampah plastik dan sampah non-organik lainnya.

Saya memutuskan ikut. Itung-itung mengisi waktu liburan semester sekaligus menjalankan hobi berjalan-jalan sambil menikmati alam sekitar dengan cara yang berbeda. Apalagi diinformasikan bahwa kampus juga menyediakan snack dan souvenir. Saya jadi tambah semangat. Ditambah lagi, antusiasme teman-teman asrama sangat tinggi untuk ikut kegiatan ini.

Dokumen pribadi: Ikut kegiatan Plogging

Dokumen pribadi: Tim Plogging kawan asrama

Dokumen pribadi: Mendapat Snack dan Souvenir 

Metode Baru Plogging di Korea Selatan

Dari informasi yang saya dapatkan tentang plogging, apabila dihubungkan dengan aktivitas kegiatan aslinya sebagaimana diadopsi dari Negara Swedia sebagai pemopuler kegiatan ini, adalah kegiatan lari kecil atau lari santai lalu disela-sela itu berhenti sejenak untuk mengambil sampah yang ditemui di sepanjang jalan. Mengutip dari penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang dan beberapa website medis, menyebutkan bahwa aktifitas plogging dengan metode penerapan dalam definisi sebenarnya (lari sambil memungut sampah) memiliki dampak jangka panjang mengkhawatirkan bagi tubuh. Karena berlari lalu kemudian berhenti secara terus-menerus dapat menyebabkan otot menjadi kaku. Bila otot terus-menerus kaku, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius seperti Dystonia (Gerakan tubuh tidak terkontrol dan terkadang menyakitkan) dan Parkinson (Kesulitan bergerak).  

Namun ternyata, pada kegiatan plogging yang telah saya ikuti, Plogging tidak dilakukan dengan berlari, tapi dengan berjalan. Berjalan-jalan sambil memungut sampah. Tentu saja bila dipikir-pikir, saya lebih suka metode yang diterapkan di kampus saya ini, sehingga tidak cepat menguras energi karena berlari. Dan juga, dalam kegiatan kami, bukan hanya kantong plastik sampah dan sarung tangan yang dibekalkan kepada kami, tapi juga tongkat penjepit sampah sehingga kami tidak perlu capek berdiri-jongkok. 

Berikut saya simpulkan apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengadakan kegiatan Plogging agar mengundang antusiasme peserta lebih banyak:

  1. Menyiapkan peralatan plogging, seperti Plastik sampah, sarung tangan dan tongkat pemungut sampah;
  2. Diadakan di musim panas (Bukan di hari turun hujan dan musim dingin);
  3. Tidak harus jogging sambil memungut sampah, tapi bisa berjalan santai sambil memungut sampah;
  4. Menyediakan air mineral, snack, dan souvenir untuk peserta;
  5. Kegiatan dapat diikuti oleh seluruh pihak, baik pihak kampus, mahasiswa, maupun masyarakat sekitar;
  6. Menyiapkan kemudahan pendaftaran secara online; 
  7. Panitia menyiapkan rute atau peta plogging; serta
  8. Penitia menghubungi para peserta yang telah mendaftar melalui pesan pribadi sebagai pengingat.

 

Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi mengikuti kegiatan. Peserta tidak perlu membawa peralatan apapun kecuali diinstruksikan memakai sepatu dan baju olahraga. Kegiatan plogging diadakan sehari dalam 2 sesi masing-masing selama dua jam, yaitu sesi pagi (10.00-12.00 Korean Standard Time) dan sesi sore (14.00-16.00 Korean Standard Time). Setiap peserta diperbolehkan mengikuti kedua sesi tersebut. Asalkan terdaftar sebagai peserta, walaupun sudah mendapat snack dan souvenir di sesi pagi, sesi sorepun tetap diberi snack dan souvenir. Alangkah senangnya saya mendapat jatah double. 

Sungguh, plogging dapat menjadi ide kegiatan yang menyenangkan bagi kampus yang sedang mengadakan kegiatan non-akademik bersama mahasiswa. Seandainya kampusku yang sekarang mengadakan kegiatan semacam ini, pasti saya mau ikut lagi.

Busan, 23 Januari 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline