Lihat ke Halaman Asli

Nihayatu Saadah

A life-long learner

Pendidikan Abadi dari Rumah

Diperbarui: 25 November 2020   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik.com. Ilustrasi anak-anak yang belajar atas dukungan dan pendampingan dari orangtua.

Telah menghabiskan waktu abad bersama orangtua, sebagai anak yang masih dibawah tanggung jawab mereka, menurutku sangat luar biasa. Letak luar biasanya adalah pada kondisi dimana aku sadar, kini aku telah memiliki sisi kedewasaan  diri yang benar-benar belum pernah kualami sebelumnya. Dan aku masih bersama mereka, hidup berdampingan dengan mereka, dua orang yang sangat berjasa atas keberadaanku di dunia ini dan atas pertumbuhanku sampai hari ini.

Dengan itu, aku juga lebih berdaya untuk mengejar mimpi. Selain keberadaan orangtua di sampingku, sisi dewasa ini juga membantuku lebih fokus. Meski bagaimanapun pahitnya kenyataan yang sering terjadi tidak sesuai rencana, itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan emosi labil yang muncul sebelum itu dan mengganggu konsentrasiku mengejar cita.

Aku ingin mengatakan bahwa ternyata salah satu faktor yang bisa membentuk kedewasaan seseorang adalah usia, seberapa lama kita hidup, apa saja yang kita hadapi. Sebab, waktu yang mengantarkan kita menghadapi banyak hal diluar, itu akan sedikit demi sedikit membentuk kita menjadi pribadi dewasa hari ini. 

Ups curhat dikit nggk papa ya, hehe

Baik, mari kita menuju ke tulisan inti kali ini.

Judul tulisan ini "Pendidikan Abadi dari Rumah" sama sekali tidak ada kaitannya dengan belajar dari rumah selama Pandemi Covid-19. Saya juga tidak mau kalau keponakan-keponakan saya yang masih sekolah jenjang PAUD, SD, dan SMP itu, akan abadi belajar dari rumah. Saya yakin semuanya paham bagaimana ketidakefektifan belajar mereka selama Belajar dari Rumah 8 bulan ini.

Tapi yang kumaksud disini adalah bagaimana pendidikan yang kudapatkan selama hidup adalah bentukan dari rumah, dasarnya dari rumah, diawali dari rumah, dan masih diperkuat dari rumah. Apapun itu bentuk pendidikannya. Bukankah cakupan pendidikan itu luas? Ada pendidikan karakter, pendidikan agama, pendidikan ilmu umum, termasuk juga pendidikan cara menghadapi realitas hidup.

Istilahnya begini, memang dipastikan kita semua tidak ada yang lepas dari pendidikan  formal. Melalui peran pemerintah dengan dibentuknya Sistem Pendidikan Nasional, kita diajarkan hampir semua cakupan pendidikan  yang saya sebutkan diatas. Lebih detail disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak seta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak Mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Mari kita bersyukur untuk cita-cita mulia bangsa ini dalam dunia pendidikan.

Namun kembali lagi, bahwa tanpa peran keluarga di rumah, tanpa dorongan kuat dan kesadaran mereka untuk membentuk kita menjadi salah satu dari bangsa yang cerdas, maka semua itu tidak akan kita dapatkan. Kita tidak mungkin berkembang seperti saat ini. Menjadi kita hari ini.

Dan harus saya akui bahwa Ibu adalah sosok terbaik yang berperan dalam membentuk siapa SAYA hari ini, tentu dengan kolaborasinya bersama Bapak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline