Lihat ke Halaman Asli

Nihayatu Saadah

A life-long learner

Cewek Membenci Asap Rokok, Salahkah?

Diperbarui: 27 Juni 2020   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: instragram/aul.018

Sebelum tulisan ini berlanjut, sepertinya perlu banget aku tekankan bahwa yang cewek benci disini bukanlah orang yang merokok, apalagi batang rokoknya. Tapi asapnya. Kita para cewek itu nggk suka asap rokok. Jangankan asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap sampah plastik, asap pembakaran sampah organik, dan macem-macem asap itu kebanyakan nggk bersahabat dengan kita. Kita yang indah ini, tidak bisa disandingkan dengan asap. Ngerti nggk sih? Kalau misalnya kalian, wahai para cowok, yang akhirnya menjadi sebab dari kemunculan asap rokok, maka jangan salahkan kami bila kalian ikut-ikutan kebawa bencinya kita ke asap.

Bukankah sudah menjadi wacana umum, bahwa merokok itu memang berbahaya. Entah sudah berapa puluh kali aku menemukan fakta bahwa tidak ada happy ending dari kebiasaan merokok. Dari banyak sumber penelitian, dan juga pengalaman banyak orang, mereka telah mengatakan bahwa merokok itu suatu kebiasaan yang buruk. Dampaknya bisa dari banyak hal; kesehatan menjadi taruhan, ekonomi jadi korban ketidakstabilan, sampai kehidupan socialpun bisa jadi terganggu. Itupun, dampaknya tidak hanya mengenai si perokok aktif saja, orang-orang yang berada di sekitarnya juga kena imbasnya (perokok pasif).  Lalu apa coba yang diharapkan lagi dari kebiasaan buruk ini?

Sebenarnya alasanku menuliskan tema ini, adalah sebagai pengungkapan kekesalanku pada orang-orang disekitar yang tidak memahami tata cara dan tata krama merokok yang baik. Dikira bertamu doang yang harus punya tata krama? Merokok juga harus. 

Seharusnya, orang-orang yang tidak ingin dinilai egois, mau menghargai hak orang lain, dan paham akan kondisi disekitarnya, mereka tidak akan merokok sembarangan. Merokok boleh kok sembarangan, boleh disembarang tempat. Asalkan tempat yang menjadi lokasi merokoknya itu sama-sama di lingkungan ummat perokok. Ummat yang tidak mempermasalahkan asap rokoknya sama sekali.

Lha kasus disekitarku tidak begitu. Banyak banget mereka yang enjoy merokok di dalam ruangan. Masak merokok di dalam kamar mandi umum? Di dalam dapur umum? yang posisinya dekat dengan ruangan kerja orang lain. Itu kalau asapnya tidak sampai ke ruangan kerja, tidak mungkin aku jadi rewel begitu. Masa iya aku harus meninggalkan ruanganku dan pekerjaanku demi menunggu mereka merokok?

Plis lah,, disini kita hidup bersama-sama. Kita berdampingan.  Kita memiliki kebutuhan dan keperluan masing-masing. Mohon juga bisa menghargai kebutuhan dan hak orang lain. Kalo misalnya mereka merokoknya di luar ruangan, katakanlah masih di beranda ruanganku. Bisa jadi aku tidak akan mempermasalahkannya semacam ini. 

Sejauh itu tidak akan mengepul ke dalam ruangan. Bukankah seharusnya tempat merokok yang baik adalah di ruang ruangan? biar tidak mengganggu orang lain yang berada di dalam ruangan tersebut. Lha ini kok kaya tidak punya dosa merokok di dalam ruangan, yang disitu sudah tahu akan mengepul ke ruangan lainnya. Lebih parahnya lagi, sudah diberi tahu beberapa kali untuk tidak merokok di area tersebut, masih saja diulangi. Masya Allah… Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.

Mengapa aku membenci asap rokok?

Aku sungguh tidak meminta orang-orang yang merokok disekitarku itu untuk menghargai hak pribadiku saja sebagai salah seorang yang membenci asap rokok. Tapi aku tetap meyakini bahwa orang yang membenci asap rokok, bukan hanya aku saja. Hanya saja mereka memilih diam, tidak ingin berkomentar hingga terlihat jelas, dan mungkin juga cukup ingin mewakilkan perasaan bencinya terhadap asap rokok  melalui aku. Hmmm…

Atau misalnya, ada banyak juga orang yang tidak sependapat denganku. Mereka fine-fine saja dengan asap rokok, meskipun mereka perokok atau bukan, itu hak mereka. Begitu pula denganku, yang juga memiliki hak untuk membencinya. Berikut ini adalah beberapa alasan pribadiku mengapa aku sangat membenci asap rokok.

  1. So pasti karena faktor kesehatan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline