Lihat ke Halaman Asli

Sebelah Mata

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

oleh Nihaqus Yuhamus

Tamat sudah riwayat terang.
Pelan namun pasti, purnama akan menemani orang-orang yang sibuk pulang.
Aku sebagian diantaranya, berada di jalan menuju pulang.
Nada-nada oranye masih sedikit menggelayut pada langit, iba pada gelap yang sebagian telah mengisi.

Sepasang mataku ini sudah lama cacat.
Tak mampu melihat dengan jelas ketika terang mentari sudah menjadi riwayat,
Yang mampu menolongku dari kecacatan ini adalah sepasang kaca yang menjadi mata
dan mata lain yang tak terlihat,
Mata Hati.

***

Aku menuju pulang.
Diantara mobil-mobil yang sesak dan berdesakan,
saling tak mau mengalah ingin cepat cepat pulang.

Mataku ini memejam,
memberi tanda pada nyenyaknya malam.

Aku menuju pulang,
tak ada cerita malam ini.
Aku hanya lelah.
Mungkin hanya cerita tentang gelap yang bisa kurangkaikan ceritanya
: "Gelap adalah teman setia dari waktu-waktu yang hilang"

***

"Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia dari waktu waktu yang hilang"
- Efek Rumah Kaca

Sunday, June 27, 2010 at 3:46am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline