Berkat artis berinisial "VA" kini pembahasan prostitusi di kalangan selebiti mulai gencar diberitakan kembali. Bisa kita saksikan sendiri, baik itu media online, media elektronik, media cetak, maupun sosial media tak terlepas dari pembahasan tersebut.
Sebenarnya dalam pemberitaan rasanya kurang adil apabila yang di beritakan porsinya lebih banyak tersangka perempuan daripada sang pria yang menyewa jasanya. Hal tersebut tidak mengherankan karena sebelumnya si aktris sudah mempunyai embel-embel nama besar sebagai seorang selebritis.
Di sisi lain ada hal yang tak kalah luput dari perhatian masyarakat, yaitu popularitas VA semakin lama semakin melejit, jika ada orang yang belum tahu tentunya akan mencari tahu sosoknya. Mungkin saja setelah kasus ini namanya akan lebih meroket dan akan membintangi beberapa layar lebar yang berbau agak porno.
Selain dari prostitusi banyak juga yang memanfaatkan kemolekan tubuh wanita, katakan saja iklan mobil , iklan kendaraan motor sport, padahal para wanita kurang ada sangkut pautnya dengan hal berbau otomotif.
Banyak yang mengatakan jika itu adalah sebuah strategi pemasaran, sebab rata-rata kaum adam adalah makhluk visual dan takkan pernah lepas dari tiga hal yang diinginkan, yaitu harta, tahta, wanita.
Harta, barang yang di jual di desain sedemikian berharga hingga menarik perhatiannya. Tahta, barang tersebut mempunyai kelas tersendiri bagi pemakainya, dan wanita sebagai sosok yang menjadi objek seksual.
Dengan demikian maka dapat di simpulkan kenapa produk lelaki selalu ada perempuan, yaitu supaya bisa menarik perhatian mata lelaki dengan cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H