Lihat ke Halaman Asli

Rindu Hujan yang Dulu

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Silam yang hujan
Sempurna rebahkan kenangan di dada musim
Ada derai nurani yang dititipkannya
Seperti nafasmu yang tertinggal di bibirku
Dinginnya menjajar diri,
memanduku pada dekapmu
dulu

Kini hujan hanya di dalam puisi puisi
Melautkan air mata bersama sajak yang berlari
Mimpi pun basah lusuh berembun
Samar

Namun nafas masih patuh merindu
Serapah gigil tetap memendam pelukanmu
Hati lesat menghunuskan hujan sebagai kenangan,
meski menjadi debu di ujung andaian
Semoga kita akan bertemu di hujan yang sama
Dengan rindu yang sama




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline