Lihat ke Halaman Asli

Ninin_Suryani

Guru, Penulis

Menuju Hidup Penuh Arti, Meningkatkan Kecerdasan Eksistensial Anak Sejak Dini

Diperbarui: 19 Juni 2024   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PPAI

Melalui stimulasi yang tepat dan penuh kasih sayang, orang tua dapat membantu anak-anak usia di bawah 6 tahun untuk mengembangkan kecerdasan eksistensial mereka. Dengan menumbuhkan rasa ingin tahu, membuka ruang untuk dialog, menyediakan ruang untuk eksplorasi, menceritakan kisah inspiratif, mengajarkan nilai-nilai moral, dan menjadi pendengar yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak untuk memahami diri mereka sendiri, menemukan makna hidup, dan menjalani hidup dengan penuh arti.

Pertanyaan tentang asal usul, tujuan, dan kematian membayangi pikiran. Kecerdasan eksistensialnya tergugah, mendorongnya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental ini. Dalam setiap perjumpaan, anak menemukan sudut pandang baru yang memperkaya pemahamannya tentang dirinya dan tempatnya di dunia.

Perjalanan ini penuh keraguan dan kebingungan, tetapi anak terus bertanya. Ia terus menggali lebih dalam, mencari makna di balik eksistensinya. Tekadnya untuk memahami realitas dan menemukan tujuan hidupnya tak pernah padam.

Akhirnya anak mengerti bahwa kecerdasan eksistensial adalah sebuah perjalanan, bukan sebuah tujuan. Ia belajar untuk menerima ketidakpastian dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran.

Di tengah pencarian maknanya kelak anak menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan koneksi dengan orang lain. Ia belajar untuk menghargai setiap momen dan menjalani hidup dengan penuh arti.

Menumbuhkan rasa ingin tahu.

Ayah dan Ibu Aulia, dengan penuh kasih sayang, menunjukkan seekor semut kecil yang sedang berjalan di atas daun. "Lihat, Nak, semut kecil itu sedang apa ya?" tanyanya dengan lembut. Aulia pun menundukkan kepalanya, mengamati semut dengan penuh rasa ingin tahu. "Semut itu lagi cari makan," jawabnya dengan polos.

Mengajak berdialog.

"Kenapa semut perlu mencari makan, Nak?" tanya Ayah dan Ibu Aulia lagi. Aulia berpikir sejenak, lalu menjawab, "Biar semutnya tidak lapar." Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti ini membuka jalan bagi Aulia untuk mulai berpikir tentang makna di balik kehidupan makhluk hidup.

Menyediakan ruang untuk eksplorasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline