Lihat ke Halaman Asli

Niena suartika

good people

Tanggap TNI Bantu Kebakaran Hutan di Australia

Diperbarui: 5 Februari 2020   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber foto: medcom)

Sejak September 2019 lalu, Australia masih berjuang memadamkan kebakaran hutan yang telah menewaskan 33 orang dan 1 miliar ekor hewan. Memang kebakaran tersebut menjadi yang terburuk di Australia dalam dua dekade terakhir.

Saat ini, kebakaran hutan bahkan mulai mengancam Ibu Kota Australia, Canbera dan daerah sekitarnya. Dengan kondisi itu, pihak berwenang Ibu Kota Canbera telah menyatakan keadaan darurat.

Menteri Utama Canbera, Andrew Barr bahwa mengatakan jika Canbera kini dalam kondisi siaga tinggi karena kebakaran huta sudah melahap 8 persen dari total daratan di wilayahnya. Menurutnya, kombinas panas ekstrim, angin dan landskap wilayah yang kering akan membuat pinggiran kota di selatan Canbera dalam bahaya beberapa hari mendatang.

New South Wales juga telah mengumumkan keadaan darurat selama tujuh hari terhitung sejak 30 Januari 2020 lalu. Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian mengatakan, kondisi darurat tersebut dikeluarkan karena kondisi cuaca diperkirakan akan memberuk secara signifikan pada Sabtu (1/2) lalu. Ribuan orang telah meninggalkan pesisir selatan negara itu dan pihak berwenang juga mendesak warga untuk segera mengungsi sebelum Sabtu karena cuaca ekstrim di atas 40 derajat celcius.

Bandara Canbera juga sempat ditutup karena ancaman api disekitarnya. Sementara pada hari yang sama, tiga petugas pemadam kebakaran Amerika Serikat tewas setelah pesawat mereka jatuh di zona kebakaran dekat kota. Awal minggu ini, sejumlah foto langit merah akibat kebakaran hutan telah tersebar di media sosial.

Melihat kondisi negara tetangga, Australia, yang kini sedang menghadapi masalah kebakaran hutan, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah memberangkatkan Satuan Tugas (Satgas) Garuda RI untuk membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Australia pada Sabtu (1/2) lalu.

Satgas Garuda RI terdiri dari 44 orang. Kemudian, personil TNI sebanyak 41 orang yang terdiri dari tiga orang Tim LO berasal dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara. Selain itu, ada Tim Zeni Konstruksi sebanyak 36 orang dengan rincian 26 orang TNI AD (menzikon), 6 orang TNI AL (yonmar), dan 4 orang TNI AU (disfaksonau).

Menurut Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, sudah seharusnya Indonesia memberikan bantuan kepada Australia. Ditegaskan, dalam Perjanjian Lombok tahun 2006, baik Indonesia dan Australia telah sepakat untuk saling membantu jika terjadi bencana di masing-masing negara. Dia juga mengingatkan jika selama ini Australia banyak membantu Indonesia ketika terkena musibah.

"Saat ini telah terjadi kebakaran hutan yang sangat besar di Australia. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita memberikan bantuan kepada tetangga kita Australia," katanya saat memimpin upacara pemberangkatan Satgas Garuda RI.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia memang terjalin cukup baik. Bahkan, di beberapa bidang seperti pemberantasan terorisme, kedua negara kerap melaksanakan pertemuan rutin yang dilakukan setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada negara yang bisa bekerja sendiri-sendiri. Karena jika terjadi bencana, meskipun negara tersebut tidak akan meminta bantuan secara langsung, tetapi kita sebagai negara tetangga yang juga pernah dan selalu mengalami hal serupa yakni kebakaran hutan dan lahan seyogyanya harus membantu.

Terlebih, Indonesia sendiri memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani masalah kebakaran hutan dan lahan ini. Pasukan TNI memang menjadi garda utama dalam menjamin keselamatan warga negara Indonesia. Sehingga untuk membantu negara tetangga kemungkinan tidak akan sulit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline