Lihat ke Halaman Asli

Daniel Setiawan

Content writer and editor.

Dosa Timnas Indonesia di Leg Pertama Final Piala AFF 2016

Diperbarui: 15 Desember 2016   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Twitter AFF Suzuki Cup

Keberuntungan memang tidak datang dua kali, tapi Anda tidak bisa menampik kemenangan Indonesia atas Thailand malam kemarin juga tidak luput dari faktor keberuntungan. Bagaimana tidak? Sepanjang pertandingan kita dibombardir dengan serangan lawan yang begitu rapih.

Selain itu permainan timnas kita juga tidak spesial-spesial amat, banyak kesalahan yang dibuat oleh para pilar Timnas Indonesia. Namun, kita masih bisa keluar sebagai pemenang di akhir laga. Satu yang jadi jawaban akan hal itu adalah mentalitas pemain kita yang begitu matang.

Sebenarnya cukup gamblang terlihat bagaimana gol Rizky Pora meluluhlantakan kepercayaan diri Thailand. Mereka sudah pede para Garuda kita akan kesulitan menembus pertahanan mereka. Apalagi selepas pertemuan dengan Indonesia di babak penyisihan, Thailand tidak pernah lagi kebobolan sampai partai final.

Di balik kesuksesan Indonesia menaklukkan Thailand, ada beberapa “dosa” yang ditampilkan oleh skuad Garuda. Tentunya kita semua berharap dosa-dosa itu nantinya tidak diulangi lagi di leg kedua babak final yang akan dilaksanakan di Rajamangala Stadium, Sabtu 17 Desember 2016.

1. Cuek dengan Thailand

Betapa leluasanya Thailand mengembangkan permainan mereka di babak pertama. Hal itu pula lah yang membuat gawang Kurnia Meiga kebobolan oleh Teerasil Dangda pada menit 32. Tim sekelas Thailand jelas berbahaya jika mampu meguasai jalannya laga.

Para pemain kita begitu cuek, dan seolah hanya tinggal menunggu serangan-serangan yang dibangun oleh para pemain lawan. Beruntung kita bermain dihadapan publik sendiri sehingga level kepercayaan diri Thailand juga tidak menjulang tinggi. Bisa dibayangkan jika kita melakukannya di Rajamangala Sabtu nanti. Tentu hal ini tidak boleh terulang.

2. Membuang-buang Penguasaan Bola

Ketika Thailand memegang bola, sebisa mungkin mereka berhasil membawanya ke area  pertahanan kita. Perlahan tapi pasti, build up yang mereka lakukan berhasil menembus dan mengancam gawang Kurnia Meiga.

Hal itu tidak terjadi pada Indonesia. Kita terlalu sering membuang-buang penguasaan bola. Padahal untuk merebutnya dari pemain Thailand saja sudah sulit. Bola-bola direct kedepan sering dilakukan, namun hasilnya nihil. Salah oper juga sering dilakukan.

Pemain kita juga cenderung enggan bermain dari kaki ke kaki, terutama di babak pertama. Pada babak kedua hal itu sedikit lebih baik. Terbukti beberapa kali di babak kedua Indonesia mampu melakukan penetrasi ke area pertahanan Thailand.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline