Kompetisi Liga Inggris memasuki pertengahan musim. Seperti biasa di bulan Desember, khususnya saat memasuki Natal, klub-klub Premier League harus tetap menguras keringat di hari sabtu dan minggu dalam boxing day match. Jadi ketika Lionel Messi sedang bersantai di katalonia, Rooney masih harus berjibaku dengan bek-bek EPL.
Namun saya tidak ingin membicarakan bersama siapa Messi menghabisi liburan Natalnya atau siapa yang menekel Rooney di akhir pekan. Saya ingin membahas pemain yang mencuri perhatian dengan performa apik hingga paruh musim kompetisi. Berikut adalah daftarnya dari tiap posisi.
Goalkeeper
[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="David De Gea"][/caption]
David De Gea
Belakangan ini David De Gea menjadi langganan headline di beberapa media. Penyelamatan krusialnya di beberapa pertandingan terakhir membuat dirinya di elu-elu kan di beberapa forum supporter pencinta Manchester United. Namun sebenarnya dari awal musim De Gea memegang peranan penting kokohnya lini pertahanan terakhir United. Tidak bisa dimungkiri jika dirinya lah penyelamat United di pertandingan-pertandingan penting. Masih segar dalam ingatan pada saat ia memebuat Bryan Oviedo gagal menghiasi cover depan Koran The Sun dengan tepisan di menit akhir pertandingan dan membawa United merengkuh tiga poinnya. Klimaksnya memang ketika menghadapi Liverpool di Old Trafford minggu lalu. Sterling dan Balotelli dibuat frustrasi oleh tepisan dari tangan hingga kaki De Gea. Harus diakui berkat kontribusinya United kembali ke posisi top tier dipapan kelasmen dan tentunya kembali diperhitungkan klub-klub lainnya sebagai kompetitior utama.
Defender
Nathaniel Clyne
Hingga bulan Desember anda tidak akan menemukan Southampton di papan tengah atau bawah kelasmen, mereka berada di posisi 5 besar, bahkan sempat merangsek ke posisi kedua di awal-awal musim. Performa mereka di tidak terlepas dari para pemain bertahannya. Salah satunya adalah Nathaniel Clyne. Pemain berusia 23 tahun ini memiliki peran sentral dalam kokohnya pertahanan Southampton. Tercatat hingga gameweek 16 ia telah mencetak clean sheet sebanyak 7 kali dan mencetak 2 gol. Kecepatan dan kedisiplinanya dalam bertahan dan juga membantu serangan sangat membantu Southampton di dua sektor tersebut.
[caption id="" align="aligncenter" width="768" caption="Branislav Ivanovic"]
[/caption]
Branislav Ivanovic
Saya menyebutnya pemain bertahan serba bisa. Menyerang sama baiknya dengan bertahan. Bahkan dibeberapa kesempatan saya melihat dirinya meliuk-liuk bagai kesurupan Lionel Messi di kotak pinalti lawan. Yap, penampilan Banislav Ivanovic sejauh ini memang cukup impresif bersama The Blues. Perannya sebagai pemain bertahan mampu diterapkan dengan sangat baik, tidak hanya itu beberapa kali Ivanovic juga berperan sebagai pembuka ruang bagi Fabregas dan kawan-kawan untuk mencetak gol. Penampilan Ivanovic sepanjang paruh musim ini merepresentasikan kerja bek-bek modern yang tidak hanya mampu bertahan tetapi juga menyerang. Sama halnya dengan Clyne, ia mencetak 7 clean sheet dari 16 ronde sejauh ini. Tidak heran jika Chelsea dinobatkan sebagai salah satu kandidat kuat juara jika melihat dari segi pertahanan skuat yang mumpuni.
Midfielder
Cesc Fabregas
Wajah lama dengan kemasan baru. Kembalinya Fabregas ke Liga Premier Inggris merupakan langkah tepat. Persaingan lini tengah yang keras di Barcelona membuat Fabregas terpaksa harus lengser. Namun tentu dirinya tidak menyesali keputusannya tersebut. Berpengalaman di Liga Premier di periode sebelumnya bersama The Gunners membuat Fabregas tidak butuh waktu adaptasi lagi. Dirinya langsung nyetel begitu Mourinho memasangnya di pekan pertama. Ia menciptakan koneksi permainan yang baik dengan striker anyar Chelsea Diego Costa. Sebagai playmaker ‘veteran’ di Liga Inggris, pergerakannya dalam menciptakan peluang, dan membuat pergerakan dilini tengah begitu menyatu dnegan kecepatan sepak bola khas Inggris. Hal tersebut bisa dilihat dari kontribusi assist nya yang cemerlang. Sebelas assist tercipta dari limabelas kali bertanding. Rating operan suksesnya bahkan mencapai 88.3%. Impresif.
[caption id="" align="aligncenter" width="858" caption="Graziano Pelle"]
Alexis Sanchez
Alexis Sanchez
Arsenal berubah menjadi one man show team musim ini ketika hampir ditiap pertandingan membebankan tugas utama dalam meraup tiga poin kepada seorang Alexis Sanchez. Namun pria asal Cili ini sepertinya tidak begitu masalah dnegan hal tersebut. hampir ditiap pertandingan ia memegang kendali armada Arsene Wenger. Di delapan pertandingan terakhirnya di EPL ia sukses mencetak gol di enam pertandingan dengan total enam gol. Ia juga mencetak assist di tiga pertandingan dari delapan kali bermain. Wajar jika fans Arsenal begitu berharap pada Sanchez. Ketika ia “dibuang”oleh Barcelona, ia tidak berada dalam musim yang buruk atau tidak bugar. Ia bahkan berkontribusi hampir disetiap pertandingan Blaugrana pada musim sebelumnya dan mencetak 21 goldiseluruh kompetisi. Namun mungkin yang ditakutkan oleh para Gooners adalah kekonsistennanya mengingat Mesut Ozil mendapatkan sambutan yang sama musim lalu tetapi malah tenggelam seiring performa yang naik turun.
Attacker
Diego Costa
Saya yakin anda semua setuju bahwa Costa menjadi striker yang paling menyita perhatian di EPL sepanjang paruh musim ini. Selain karena dia anak baru di EPL juga penampilan cemerlangnya sebagai striker. Mungkin awalnya banyak yang skeptis tentang prospek Costa menjadi striker jempolan di Chelsea mengingat pasca Drogba hengkang dari Stamford Bridge striker yang diplot untuk menjadi mesin gol The Blues membuat kita tepok jidat semua. Namun hal tersebut terbantahkan ketika Costa memutar balik pandangan para skeptis dengan penampilan yang brilian. Empat pertandingan pertama, tujuh kali mencetak gol. Para pemilik dan pendukung Costa, Abramovich, Mourinho, supporter Chelsea, hingga para pemain game Fantasy Premier League semuanya bersorak sorai terakagum melihat penampilan impresif Costa. Dari tigabelas kali merumput di EPL, ia telah mencatatkan namanya dipapan skor sebanyak duabelas kali. Termasuk didalamnya satu kali mencetak brace dan hattrick. “Demam” Costa mungkin akan berlanjut hingga musim berakhir, seperti halnya dua musim lalu ketika demam Van Persie melanda skuat United hingga mengantarkan mereka menjadi juara EPL, apakah demam Costa akan berakhir sama? Bisa jadi.
[/caption]
Graziano Pelle
Pelle berperan dalam penampilan impresif Soton diawal-awal musim ini. Meskipun belakangan Soton didera kekalahan beruntun, namun Pelle sukses menjawab keraguan akan daya gedor skuat Koeman yang banyak kehilangan pemain penting di bursa transfer. Diboyong dari Feyenoord sebesar delapan juta euro, Pelle bisa dibilang sukses mengisi spot kosong dilini depan peninggalan Rickie Lambert. Bahkan secara penampilan hingga paruh musim ini Pelle jauh melampaui Lambert yang kebanyakan menjadi penghangat bangku cadangan di Liverpool. Instingnya di kotak penalty lawan tidak perlu diragukan. Salah satu penampilan impresifnya ketika mencetak dua gol ke gawang Newcastle dan Sunderland. Sejauh ini pemain asal Italia berusia 28 tahun tersebut telah mencetak 7 gol dan 2 assist.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H