Lihat ke Halaman Asli

Nidha Ul Khasanah

mahasiswa sosial humaniora yang berusaha untuk humanis

Alasan Paling "Geblek" untuk Putus: Kamu Terlalu Baik untuk Aku

Diperbarui: 30 Januari 2021   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: medium.com

Kalau mengutip lagu-lagu khas anak muda, jatuh cinta itu sejuta rasanya. Membahas cinta selalu menarik. Buktinya, dari film sampai sinetron doyanannya emak-emak tidak akan terlepas dari namanya cinta. Eits, tenang dulu. Karena cinta itu maknanya luas. Bukan hanya perihal cewek cowok yang jatuh tendangan depan perpustakaaan, membuat buku berjatuhan, lantas sama-sama menunduk untuk mengambil buku tersebut, eh tangannya bersentuhan, kemudian pandang-pandangan, dan berakhir menjalin ikatan bernama pacaran. Ceileh, otak saya sinetron sekali rupanya.

Bukan hanya tentang cewek cowok, muda mudi, pria wanita, yang terjalin dalam hubungan asmara. Tapi cinta juga hadir dalam hubungan yang lain seperti antara orang tua dan anak, kakak dan adiknya, atau seseorang kepada sahabatnya. 

Tapi tidak bisa dipungkri, bahwa cinta berupa asmara kaum pria wanita selalu menarik untuk dibahas. Bahkan kerap menjadi topik utama di berbagai kesempatan. 

Seperti ketika berada di tongkrongan rasanya kurang memungkinkan dan kurang menarik jika membahas " eh Ibu itu sayang ya sama anaknya". tapi lebih menarik membahas "tau nggak Andi tuh diam-diam suka lho sama si Undu". Yah begitulah, asmara bisa menjadi obrolan dari tongkrongan sampai bangku sekolahan.

Perihal cinta tidak selalu menyenangkan dan membahagiakan, tapi juga rawan mengalami kepahitan. Kepahitan bisa terjadi kapan saja, baik cinta yang belum berlangsung dalam hubungan seperti cinta bertepuk sebelah tangan, sedang jatuh cinta pada seseorang tapi malah ketikung teman sendiri, atau sudah ada hubungan seperti pacaran tapu justru kandas di tengah jalan. Semua yang disebutkan tersebut memang sakit. Tapi jika menilik kata-kata orang bijak, semua akan ada hikmahnya.

Hubungan berupa pacaran dianggap menjadi hubungan yang lebih jelas dibanding sekadar gebetan, teman tapi mau, kakak adik zone, friend zone, dan zone-zone lainnya. Tapi tunggu dulu, berada dalam hubungan bernama pacaran belum tentu terhindar dari yang namanya patah hati. 

Biasanya hal yang paling mendasar untuk menghasilkan patah hati di hubungan bernama pacaran adalah insiden bernama putus. Putus menjadi tanda bahwa hubungan sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Hubungan yang sebelumnya mesra, masing-masing harus berjalan sendiri-sendiri saja. Duh kandas memang menyesakkan.

Tentu insiden bertanda kandas suatu hubungan bernama putus ini tidak terjadi begitu saja. Ada sebab musababnya si putus ini datang. Entah ada pihak ketiga, rasa bosan, sudah tidak cinta, atau "kamu terlalu baik untuk aku". Terdengar aneh, tapi alasan ketiga ini kerap muncul sebagai alasan sekaligus kalimat pemutus hubungan bernama pacaran. 

Cukup membuat geleng-geleng kepala memang, di dunia ini ada orang yang mengakhiri hubungan karena pasangan dinilai terlalu baik untuk dirinya. Bukankah setiap orang mengharapkan bersama dengan orang baik, apalagi pasangan?. Atau ada spesies manusia yang memang tidak ingin hidup dengan orang yang baik?.

Jika kamu adalah korban atau bahkan pelaku si pemutus hubungan dengan alasan aneh bin ajaib "kamu terlalu baik untuk aku", berikut beberapa hal yang dimungkinkan menjadi alasan sebenarnya namun ditutupi dengan kalimat absurd berupa "kamu terlalu baik buat aku".

Bingung 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline