Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Sektor pariwisata mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, standar hidup, dan aktivasi sektor produksi lainnya. Sebuah kota dapat memperoleh keuntungan besar dari pertumbuhan pariwisata di tingkat ekonomi, sosial, dan budaya.
Namun, jika pengembangannya tidak direncanakan dan dikendalikan secara efektif, maka akan menimbulkan sejumlah masalah yang akan menyulitkan masyarakat atau bahkan membahayakan. Sebelum pengembangan pariwisata dapat dilakukan, investigasi menyeluruh harus dilakukan, khususnya dengan meneliti semua sumber daya pendukung. Hal ini bertujuan untuk memastikan pengembangan sektor pariwisata yang tepat dan berkelanjutan, yang akan bermanfaat bagi masyarakat dan mengurangi potensi dampak negatif.
Lumpur Lapindo yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo yang masih merupakan bagian Delta Brantas adalah lumpur yang keluar dari semburan yang berasal dari akibat kebocoran pengeboran gas bumi dan aliran-aliran kecil patahan batuan, yang terdapat di sekitar lokasi pengeboran. Sebuah operasi pengeboran sumur minyak dilakukan oleh Lapindo, PT Lapindo Brantas Inc. di Banjar Panji Porong Sidoarjo (Maya 2009:1). Di daerah yang padat penduduknya, lumpur mendidih mulai menyembur dari dalam tanah pada tanggal 29 Mei 2006.
Aliran lumpur pertama bergerak dengan kecepatan sekitar 5.000 meter per hari, dengan cepat menelan daerah pemukiman penduduk desa. (Crisila 2011 : 2). Kabupaten Sidoarjo merupakan kandidat utama untuk dikelola sebagai tujuan wisata dan dapat dikembangkan dan dipromosikan. Lumpur Lapindo Sidoarjo adalah salah satu tempat wisata terbaru di kota ini. Warga Sidoarjo awalnya menderita karena bencana alam, namun seiring berjalannya waktu, penduduk setempat dan pemerintah di sana mulai menapaki industri pariwisata dan membangun potensi wisata baru.
Aliran lumpur pertama bergerak dengan kecepatan sekitar 5.000 meter per hari, dengan cepat menelan daerah pemukiman penduduk desa. (Crisila 2011 : 2). Kabupaten Sidoarjo merupakan kandidat utama untuk dikelola sebagai tujuan wisata dan dapat dikembangkan dan dipromosikan. Lumpur Lapindo Sidoarjo adalah salah satu tempat wisata terbaru di kota ini. Warga Sidoarjo awalnya menderita karena bencana alam, namun seiring berjalannya waktu, penduduk setempat dan pemerintah di sana mulai menapaki industri pariwisata dan membangun potensi wisata baru.
Pada gambar di atas terlihat bahwa peta lokasi yang ditandai dengan warna biru merupakan sejumalah daerah yang digenangi dengan lumpur hingga saat ini.
Upaya Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo Sebagai Objek Wisata Alam Di Sidoarjo
1.Kabupaten Sidoarjo
Di provinsi Jawa Timur, Indonesia, Kabupaten Sidoarjo adalah sebuah kabupaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Surabaya dan Gresik di sebelah utara, Pasuruan di sebelah selatan, Mojokerto di sebelah barat, dan Selat Madura di sebelah timur. Dengan luas wilayah hanya 634,89 km2, Kabupaten Sidoarjo merupakan kabupaten terkecil di Jawa Timur. Pada tahun 2008, Sidoarjo memiliki 1.801.187 penduduk, menjadikannya kabupaten terpadat di Jawa Timur. Setiap kilometer persegi memiliki populasi rata-rata 2.522 jiwa.Kabupaten ini juga memiliki PDB terendah di Indonesia, yaitu Rp 44,159 milyar pada tahun 2008.
Sektor industri menyumbang 47,5% dari PDB, diikuti oleh perdagangan (27,14%), transportasi (10,02%), dan jasa (5,23%). Selain itu, hanya 60 hingga 70 persen dari populasi Sidoarjo yang telah menyelesaikan sekolah menengah. Hanya 25% orang yang telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, dan sebagian kecil yang telah menyelesaikan gelar sarjana.