Lihat ke Halaman Asli

Percikan Hati Nurani

Diperbarui: 7 Agustus 2023   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu ketika di sebuah negeri
Ada seorang manusia yang berdiam diri
Memandang lautan manusia di bumi
Seperti serpihan debu yang mengudara tiada henti

###

Aku tanpamu bisu
Aku tanpamu tuli
Aku tanpamu tiada arti
Aku tanpamu hampa menghampiri

###
Itulah hati, yang tiada henti menghakimi diri
Tanpanya mati meski nafas masih terhirup di antara kehidupan pagi
Lalu kosong mengiyakan diri,
Akan kemana langkah kaki,
Hanya bisa berdiam diri,
Di tengah telaga manusia yang lalu lalang, sibuk sendiri
###
Lalu aku bertanya padamu,
Apakah aku yang mengerti atau kau tak peduli
Atau kah aku yang tak memahami
Akan peristiwa-peristiwa yang terjadi, terkadang membuat tanya dalam hati, apa makna kisah itu muncul di hadapan diri?

###
Apakah kita terlalu sombong menjadi manusia?
Ataukah kita hanya memikirkan diri sendiri
Apakah yang disebut kebenaran?
Hanya tanya berderetan seperti kereta api, yang hilir mudik beroperasi?

###

Kemudian derap di hati, mengisi diri dengan untaian kata.

Siapakah diri ini, hingga Tuhan bergumam jangan lupakan jati diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline