Lihat ke Halaman Asli

Khidmat

Diperbarui: 17 Februari 2023   04:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu hari disebuah negeri
Matahari tlah berganti
Burung, angin, udara menjadi saksi
Bahwa hari ini begitu menyiksa diri

Suatu hari disebuah negeri
Tiba-tiba aku termangu melihat diri
Kenyataan perlahan membuat sadar diri
Bahwa masa memang tlah berganti

Suatu hari di sebuah negeri
Aku terperanjat karena luka berdarah tiada henti
Lalu aku terlena menjerit kesakitan
Dalam ruang yang gelap gulita


Lalu de javu menghantui diri
Membuat uap kenangan berhamburan,

Satu per satu menguap ke permukaan

Tanpa sadar diri tersenyum kembali
Membuat damai dalam hati


Namun aku tersadar, kegelapan masih saja menghantui
Dunia tak lagi sama, masa lalu memang tak terganti,
Dan aku masih berdiam diri,
Merenungkan masa yang tlah berganti,

Kemudian aku bertanya dalam hati,
Apakah harga sebuah kesetiaan?
Apakah karena saat ini terluka, berdarah-darah
Maka diri harus pergi, lalu kemanakah kesungguhan diri?

Demi masa, waktu berputar meminta ganti
Jika duniamu saat ini masih gelap gulita,
Katakan pada tuhanmu, bertanyalah padanya dengan doa
Katakan harapanmu padaNya yang kuasa,

Demi masa, engkau akan merugi,
Bagi siapapun yang berbuat keji,
Lalu tanpa dia sadari, perilakunya membuat orang-orang terluka
Jika kekejaman masih menerpa diri,
Maka sudah pasti, masa tak terganti,


Namun waktu setia bergulir, pagi selalu datang dan petang setia menjemputnya,
Kun fayakun, masa yang tak terganti akan pergi,
Hanya kau harus yakinkan diri,
Masa lalu yang indah terkenang akan kembali lagi,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline