Apa kabarmu, wahai anakku?
Kenyataan bahwa kau tlah bahagia, memang bukan sesuatu yang semu,
Namun ada aroma rindu yang merayap, apalagi di saat engkau kembali ke penciptaMu,
Gundah gulana membersamaiku,
Engkau yang terlahir di suatu pagi, sama persis saat Rasulullah lahir ke dunia,
Membuatku bersyukur, meski hanya sekali aku memelukmu saat kau mulai bernafas,
dan menghirup udara dunia,
Namun masa indah tak selamanya bersama,
Hanya doa yang terpanjat, yang dapat dikatakan,
Inginkan yang terbaik untuk kau seorang,
Kau memang terlahir tampan, hingga aku jatuh cinta,