Lihat ke Halaman Asli

Pernikahan Ideal di Mata Saya

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan bukan seperti pegadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah. Menurut saya, pernikahan adalah gerbang menuju masalah-masalah kehidupan yang terjadi sehari-hari, yang penyelesaiannya melibatkan kerjasama antara dua belah pihak yaitu suami dan istri. Ketika seseorang memasuki dunia pernikahan, maka disitulah seseorang akan menjadi petarung dalam menghadapi gejolak biduk rumah tangga.

Perjuangan hidup seseorang tidak akan berhenti, ketika status yang dimiliki berubah dari status single (jomblo) menjadi berpasangan. Awal pernikahan merupakan awal mula perjuangan hidup seseorang untuk mendapatkan kehidupan bersama yang sejahtera, kemudian berjuang bersama-sama untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak. Tidak lupa juga, untuk selalu mengasihi, menyayangi kedua orang tua, sanak saudara, kerabat dan masyarakat yang ada dilingkungan sekitar kita.Perjuangan yang seperti ini, aku kira sangatlah berat. Namun, harus kita hadapi dengan niat yang tulus, pasti semua akan berjalan dengan kemudahan atas izin Allah SWT.

Banyak sekali keheranan yang aku alami ketika seseorang membicarakan, menjalani kehidupan rumah tangganya. Salah satunya ketika orang yang sudah menikah memiliki pemikiran, bahwa ketika kita sudah menikah maka hilang sudah semua masalah. Momok mengerikan tentang status jomblo pun lenyap, sudah pergi menjauh ditelan bumi.

Yang terpenting dalam kehidupan pernikahan adalah langkah apa yang harus dilakukan untuk membina rumah tangga sejahtera, menyenangkan dan menentramkan. Materi dalam kehidupan rumah tangga itu juga sangat penting, namun penting juga untuk memikirkan bagaimana cara untuk mendidik dan mengasuh anak dengan sebaik-baiknya pengajaran. Metode pendidikan yang tepat di perlukan untuk menjadi sebuah pedoman bagi orang tua dalam mendidik, mengajarkan, dan mengasuh anak agar anak menjadi pribadi yang berakhlakul karimah, tangguh, cerdik, dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Menurut saya, agar menjadi keluarga bahagia, pernikahan yang terbina sakinah, mawaddah dan warahmah, dibutuhkan kerjasama antara pihak laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi, mengisi dan mengingatkan ketika terjadi kekeliruan dalam kehidupan rumah tangga. Kehidupan rumah tangga harus dilengkapi dengan sikap saling menyayangi, mengerti,dan sikap saling membutuhkan antara kedua belah pihak. Dengan sikap-sikap diatas, maka peluang menjadi keluarga harmonis dan bahagia sangat besar, kecil sekali kemungkinan rumah tangga menjadi retak dan karam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline