Lihat ke Halaman Asli

Ummu Khaalid

anak terakhir dari 8 bersaudara

Kakak?

Diperbarui: 18 Februari 2020   08:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto pribadi

Beberapa orang mengatakan "biasa saja", saat mendengar kata tersebut. Ada juga yang mengatakan "aku tak begitu dekat dengannya", "ia begitu dingin", "ia terlalu serius", dan "ia terlalu sibuk dengan dunianya".

Namun, saat aku mendengar kata tersebut, yang tersirat di benakku adalah sosok pelindung, penyayang, dan terlalu banyak kata-kata yang tak bisa ku ungkapkan. Ya, aku merasa beruntung menjadi adik dari seseorang yang sangat mengagumkan.  Ia adalah   pelindungku. Ia selalu khawatir padaku, bahkan saat diriku pun tak mengkhawatirkan dirinya sendiri. Kasih sayangnya yang begitu tulus membuatku selalu bersemangat dalam menjalani hari-hariku.

Sejak kecil ia telah menjadi teman terbaikku.  Kemanapun ia pergi, ia selalu memabawaku. Kita selalu menghabiskan waktu bersama. Memanjat pohon, berpetualang, mencari ikan di sungai, mencari jangkrik, mencuri sagu,  hari-hari selalu kita isi dengan banyak permainan.

Menempuh pendidikan di tempat yang sama selama 12 tahun, membuatku merasa sangat  kesepian saat ku belajar di universitas yang berbasis pesantren. Semuanya berubah. Dan sampai saat ini pun, kesepian masih enggan untuk pergi meninggalkanku. 

ia bagaikan matahari yang menyinari hidupku. Tak bisa dibayangkan, bagaimana hidupku tanpa dirinya. Salam rindu untuk kakakku yang jauh disana. Semoga Allah selalu melindungimu. Ingatlah.. do'aku akan selalu menyertai setiap langkahmu. Salam hangat dari Cimenteng..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline