Lihat ke Halaman Asli

Bapak Koperasi Indonesia

Diperbarui: 23 Februari 2020   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mohammad Hatta atau yang kerap di sapa Bung Hatta merupakan wakil presiden pertama di Indonesia. Ia lahir di Fort de Kock, Hindia Belanda (Kota Bukittinggi, Sumatera Barat) pada tahun 1902.


Ketertarikan Bung Hatta terhadap dunia politik dimulai saat ia masih bersekolah di Belanda. Pada saat itu Bung Hatta mengikuti organisasi sosial. Kemudian, organisasi tersebut berubah menjadi organisasi politik dengan nama Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia; PI).


Dikarenakan Bung Hatta menjadi pemimpin PI, program studi Bung Hatta menjadi terganggu. Hingga akhirnya Bung Hatta mundur dari kepemimpinannya untuk mengikuti ujian sarjana.

Pada saat itu Bung Hatta juga pernah mengalami pengasingan yang dilakukan oleh Belanda. Ditempat pengasingan Bung Hatta sering membaca buku, bercocok tanam, dan ia juga membuat kursus kepada para tahanan lainnya.

Bung Hatta beberapa kali di pindahkan ke tempat yang berbeda oleh Belanda. Hingga akhirnya Bung Hatta kembali ke Jakarta dan bertemu dengan Jenderal Harada dari Jepang. Bung Hatta menanyakan maksud kedatangan Jepang ke Indonesia. Jenderal Harada menawarkan kerjasama. Jika Bung Hatta menerima ia akan diberikan jabatan penting. Namun, Bung Hatta menolak. Beliau lebih memilih untuk menjadi penasihat.

Jepang berharap Bung Hatta dapat memberikan nasihat untuk mereka. Momen ini di manfaatkan oleh Bung Hatta untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Bung Hatta mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat Indonesia melalui koperasi. Pada tanggal 12 Juli 1951 beliau memberikan pengumuman khusus Hari Koperasi Indonesia. Selain dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Proklamator Indonesia bersama Bung Karno.

Hal yang dapat dipetik dari sosok Mohammad Hatta, bahwa kita sebagai warga negara Indonesia harus membela negara Indonesia. Meskipun mempunyai pendidikan tinggi kita tidak boleh pelit ilmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline