Allohumma Sholli 'Alaa Sayyidina Muhammad
Nabi Muhammad SAW, bukan hanya seorang nabi atau rasul saja, tetapi beliau juga merupakan pemimpin atau kepala negara yang terkenal bijaksana dan berpengaruh. Beliau dapat menginspirasi dan memimpin masyarakat dengan bijak, adil, berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam, juga membawa perubahan yang positif di berbagai bidang kehidupan, serta kepemimpinannya menjadi teladan yang baik dalam memajukan kehidupan sosial, politik, dan perekonomian di Madinah [1]. Dengan begitu, kota Madinah mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup signifikan pada saat kepemimpinan Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin yang menjadi teladan dan contoh model ideal seorang pemimpin, Rasulullah SAW memiliki sifat utama yang menjadi karakteristik beliau dalam memimpin[2]. Adapun berikut sifat-sifat utama Rasulullah SAW yang merupakan karakteristik beliau dalam memimpin suatu negara.
Pertama, sifat shiddiq yang memiliki arti jujur. Yaitu, perkataan yang diucapkan sama dengan perbuatan yang dilakukan. Dalam dakwahnya, Aa Gym menyampaikan bahwa orang yang shiddiq yaitu orang yang benar, benar niatnya, benar perkataannya, dan benar perilakunya, menepati janji, kesesuaian antara hati dan perilaku, konsisten dalam kebaikan, serta dapat dipercaya. Sehingga, dengan sifat shiddiq yang dimiliki oleh Rasulullah SAW, beliau memperoleh gelar Al-Amin dan menjadikannya dapat dipercaya oleh kalangan Quraish[3] dan orang-orang yang hidup pada masa beliau[4].
Kedua, sifat amanah yang memiliki arti dapat dipercaya. Pemimpin yang amanah merupakan pemimpin yang bertanggung jawab terhadap sesuatu yang diamanahkan Allah kepadanya. Bukti bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat amanah yaitu beliau menyebarluaskan segala hal yang dipercayakan Allah SWT kepadanya [5] dan mampu memellihara kepercayaan yaitu merahasiakan apa yang seharusnya dirahasiakan dan menyampaikan apa yang harus disampaikan.
Ketiga, sifat tabligh yang artinya menyampaikan. Dalam dakwahnya, Aa Gym menyampaikan bahwa tabligh merupakan kemampuan menyampaikan dengan baik, niat yang benar, dan cara yang benar pula. Dengan sifat inilah, dalam masa kepemerintahannya selama 23 tahun, Rasulullah SAW dapat mengubah masyarakat jahililyah yang tadinya menyembah berhala menjadi menyembah Allah SWT.
Keempat, sifat fathonah yang artinya cakap. Sebagai karunia dari Allah SWT, Rasulullah SAW memiliki kecakapan yang sangat luar biasa dan kepemimpinan yang agung [6]. Kecakapan yang dimiliki oleh seorang pemimpin mampu memberikan nasihat, petunjuk, arahan, bimbingan, dan pandangan sehingga masyarakat yang dipimpinnya tidak tersesat.