Lihat ke Halaman Asli

Nida Amatul Firdausnah

Pendidik, Mahasiswa Magister Pendidikan

Disleksia, Gangguan Belajar yang Menyebabkan Sulit Membaca dan Menulis

Diperbarui: 10 Juni 2023   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

canva.com

Disleksia adalah salah satu gangguan belajar yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja kata. Disleksia dapat disebabkan karena adanya gangguan dibagian otak yang berfungsi untuk memproses bahasa. Gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa membuat penderita disleksia kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata sehingga mempengaruhi proses belajar mereka.

Disleksia tidak hanya terjadi pada anak-anak tapi juga orang dewasa. Meskipun berdampak pada proses belajar, disleksia tidak memengaruhi kecerdasan seseorang.  Jadi bukan berarti orang yang mengidap disleksia memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Tidak sedikit orang yang mengidap disleksia berhasil dalam sekolah ataupun karirnya.

Penyebab Disleksia

Penyebab disleksia tidak diketahui secara pasti, namun keadaan ini erat kaitannya dengan faktor genetik yang memengaruhi kinerja otak dalam berbahasa. Dilansir dari alodokter.com sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan genetik tersebut adalah:

  • Riwayat disleksia gangguan belajar lain pada keluarga.
  • Kelahiran prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.
  • Paparan nikotin, alkohol, NAPZA, atau infeksi pada masa kehamilan.

Mengenali Gejala Disleksia

Menurut laman British Dyslexia Association, disleksia tidak hanya memengaruhi kemampuan membaca dan menulis saja, namun juga memengaruhi area koordinasi, organisasi, dan memori seseorang. Mengenali gejala disleksia pada seseorang bukanlah suatu hal yang mudah. Gejala disleksia pada anak biasanya akan mudah dikenali ketika anak memasuki masa sekolah. Orang yang mengidap disleksia memiliki gejala masing-masing berdasarkan tingkatan usianya.

Berikut ini tanda-tanda seseorang mengidap disleksia berdasarkan tingkatan usianya.

1. Gejala Disleksia pada Anak Usia Dini

  • Kesulitan belajar menyanyi atau melafalkan alfabet.
  • Suka mendengarkan cerita tetapi tidak menunjukan minat pada huruf dan kata.
  • Lupa nama teman, guru, warna, dll.
  • Sulit memperhatikan, duduk diam, dan mendengarkan cerita.
  • Memiliki riwayat keterlambatan dalam berbicara.
  • Kesulitan dalam mengorganisir sesuatu.
  • Mengganti kata yang mirip (misal: katak menjadi kotak).

2. Gejala Disleksia pada Anak Sekolah Dasar

  • Lambat dalam membaca, menulis, dan berbicara.
  • Sulit dalam berkonsentrasi.
  • Kesulitan mengikuti instruksi.
  • Bingung dengan huruf yang mirip, seperti b/d, p/q, n/u, m/w.
  • Hasil tulisan yang buruk dengan banyak bentuk huruf yang terbalik, berantakan, dan penuh coretan.
  • Memiliki kesulitan dalam membaca terutama saat membaca dengan suara keras.
  • Bingung saat membedakan satuan, puluhan, dan ratusan dalam berhitung.
  • Kesulitan dalam mengingat konsep - kemarin, hari ini, dan besok.
  • Kesulitan dalam membedakan kiri dan kanan, atas dan bawah, timur dan barat.
  • Kesulitan dalam melakukan rutinitas sehari-hari, mengatur diri seniri, dan belajar hafalan.

3. Gejala Disleksia pada Anak Sekolah Menengah

  • Memiliki tulisan tangan yang buruk dengan bentuk huruf buruk atau tulisan tangan yang rapi tetapi menulis dengan sangat lambat.
  • Bingung dalam membedakan huruf besar dan kecil.
  • Kesulitan dengan tanda baca dan tata bahasa.
  • Kesulitan dalam mencatat pelajaran.
  • Banyak menulis tapi rangkaiannya tidak teratur.
  • Memiliki kesulitan dalam membaca terutama saat membaca dengan suara keras.
  • Mengalami kesulitan dalam menggunakan kamus, direktori, dan ensiklopedia.
  • Mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa asing.
  • Kesulitan dalam membedakan kanan dan kiri.
  • Tidak teratur atau pelupa.
  • Mudah terganggu dan merasa sulit untuk tetap fokus pada tugas.
  • Sering berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.

4. Gejala Disleksia pada Orang Dewasa 

  • Bingung dengan kata-kata yang mirip secara visual seperti 'pagar' dan 'pasar'.
  • Merasa sulit untuk memindai atau membaca sekilas teks.
  • Membaca atau menulis secara perlahan.
  • Perlu membaca ulang paragraf untuk memahaminya.
  • Sulit untuk mendengarkan dan mempertahankan fokus.
  • Sulit berkonsentrasi jika ada gangguan.
  • Memiliki kesulitan mengatakan kiri dari kanan.
  • Bingung ketika diberi beberapa instruksi sekaligus.
  • Mengalami kesulitan berfikir diatas kertas.
  • Sering melupakan percakapan atau tanggal-tanggal penting.
  • Mengalami kesulitan dengan organisasi pribadi, manajemen waktu, dan memprioritaskan tugas.
  • Menghindari jenis pekerjaan atau studi tertentu.

Penanganan Disleksia

Meskipun disleksia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi kondisi ini dapat ditangani sejak usia dini. Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode fonik berfokus meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik, penderita akan diajari untuk:

  • Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti 'pasar' dan 'pagar'.
  • Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit.
  • Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut.
  • Membaca kalimat dengan tepat dan memahami makna yang dibaca.
  • Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru.

Penanganan Disleksia pada Anak

  • Membaca dengan suara keras dihadapan anak dan mengajak anak membaca cerita bersama.
  • Bekerja sama dengan guru di sekolah. Diskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak dalam pembelajarannya.
  • Batasi anak dalam bermain gadget atau menonton TV. Pergunakan waktu untuk lebih banyak belajar membaca dan menulis.
  • Bergabunglah dengan kelompok dengan kondisi yang sama agar mendapatkan dukungan, ilmu, serta pengalaman yang berharga dari orang lain.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline