Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Tempat yang Membuatku Lebih Dekat dengan Langit

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412473340369595926

Aku mengerti, semua orang pasti pernah merasakan kepenatan di sela aktivitasnya. Semua orang pasti membutuhkan suasana dimana dirinya ingin lebih tenang. Kadang kala, seseorang perlu mengasingkan diri dari peradaban untuk memperoleh ‘sesuatu yang baru’ dari dirinya. Ya, itu yang aku rasakan. Di kala aku jenuh, aku biasanya mengasingkan diri ke suatu tempat, berjalan-jalan, dan mencari hal-hal yang baru.

Apakah hal aku lakukan di kala jenuh itu wajar? Entahlah, tapi pastinya sebagian besar temanku pun merasakan hal yang sama, ingin mencari ketenangan dan hal yang baru ketika jenuh. Meski tidak dipungkiri bahwa ketenangan yang agung adalah dengan sabar, sholat, dan juga tilawah Quran, tapi aku yakin, hal yang aku lakukan di kala jenuh itu bukan merupakan hal yang tidak baik.

Here it is. This is the place wich make me composed.

Sebuah tempat ini ada di bagian dalam IPB. Letaknya tidak jauh dari fakultasku. Bentuknya segitiga dengan dikelilingi ruangan-ruangan. Tempatnya terbuka sehingga akan merasakan kesejukan saat angin-angin hilir mudik. Tempat ini akan indah saat sore hari. Kalau sore, suasananya teduh dinaungi langit dan mentari yang tidak terlalu terik. Coba tengadahkan pandangan ke atas, pasti kamu akan merasakan kedekatan yang sangat dengan langit. Aku suka. Aku suka dekat dengan langit karena jika dekat dengan langit, perasaanku lebih dekat dengan Tuhan. Kuisi keberadaanku di sana dengan tilawah. Aku sedih, karena aku merasakan tilawahku dilihat langsung oleh Tuhan di situ. Aku rasa aku bisa lebih bebas bercengkrama dan menumpahkan segala yang aku rasa saat itu kepada Tuhan. Aku merasa lebih dekat dengan Tuhan.

Di tempat itu, aku sadar bahwa hatiku itu terkadang masih dilingkupi riya. Iya kan? Coba bayangkan saja mengapa saat di tempat itu saja aku merasa bahwa aku diawasi Tuhan sedangkan hari-hariku yang lama apakah tidak diawasi Tuhan?

Hingga aku pun sadar, aku akan lebih baik lagi. Kumpulan energi postif telah aku genggam setelah dialogku dengan Tuhan di tempat itu berlangsung secara hening. Itu tempat favoritku, tempat aku muhasabah dan merasa kedekatan yang sangat dengan langit dan dengan Tuhan. Di bagian IPB manakah tempat favoritmu? (Nida Fadlilah-@newmarkasinpirasi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline