Lihat ke Halaman Asli

Nida Azkia

Mahasiswa

Urgensi Asbabun Nuzul dalam Memahami Al-Qur'an

Diperbarui: 13 Juli 2023   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam merupakan petunjuk dan pedoman hidup manusia. Didalamnya banyak mengandung hukum-hukum syariat, kisah-kisah yang terjadi pada masa lampau, sekarang ataupun yang akan datang. Dalam ayat-ayatnya, al-Qur'an menyampaikan pesan-pesan yang memiliki makna mendalam. Sangat istimewanya kitab suci ini, banyak manusia baik muslim ataupun non muslim yang ingin mempelajarinya. Namun, untuk memahami sepenuhnya maksud yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur'an, sangatlah penting untuk memahami konteks sejarah dibalik turunnya ayat tersebut. Inilah yang disebut dengan Asbabun Nuzul.

Secara etimologi, asbabun nuzul adalah sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu. Pengertian asbabun nuzul secara terminologi dirumuskan oleh beberapa ulama, diantaranya: Subhi Shalih menyebutkan bahwa asbabun nuzul adalah sesuatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat atau beberapa ayat yang mengandung sebab itu, atau memberi jawaban terhadap sebab itu atau menerangkan hukumnya pada masa terjadinya sebab itu. Sedangkan menurut Manna' Al-Qaththan asbabun nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya al-qur'an, berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa kejadian atau pertanyaan yang diajukan kepada nabi. Meskipun terdapat perbedaan dalam pendefinisian diatas, semuanya menyimpulkan bahwa asbabun nuzul merujuk pada peristiwa atau kejadian yang menjadi latar belakang turunnya ayat-ayat al-Qur'an, dengan tujuan memberikan jawaban, penjelasan, dan memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.

Untuk mengetahui asbabun nuzul bukan bersumber dari ijtihad ataupun pendapat, karena ia berkaitan dengan peristiwa nyata yang menyebabkan turunnya sebuah ayat dalam al-Qur'an. Al-Wahidi berkata," Tidak halal berbicara tentang asbabun nuzul kecuali berdasarkan riwayat dan mendengarkan (langsung) dari orang-orang yang menyaksikan turunnya Al-Quran, serta mengetahui masalahnya dan mengamalkan apa yang menjadi isinya". Menurut Al-Wahidi, asal-usul asbabun nuzul diperoleh melalui riwayat dan langsung mendengarkan informasi dari orang-orang yang hidup pada masa yang sama ketika al-Qur'an diturunkan. Karena mereka memiliki pengetahuan yang relevan terkait sebab-sebab tersebut. Oleh karena itu, sumber untuk mengetahui asbabun nuzul adalah para sahabat nabi yang menyaksikan atau memiliki pengetahuan langsung tentang turunnya ayat-ayat atau surat dalam al-Qur'an.

Setelah membaca penjelasan mengenai definisi asbabun nuzul diatas, mengapa pemahaman terhadap Asbabun Nuzul begitu penting dalam mempelajari al-Qur'an?

Dengan adanya asbabun nuzul kita dapat memahami makna yang dimaksud karena terdapat hubungan antara sebab dan akibat, memungkinkan kita untuk mengetahui hikmah yang ada di balik penetapan hukum, membantu menjelaskan aspek yang sulit difahami dari makan harfiah suatu ayat. Menurut Ibnu Taimiyah "Mengetahui sebab turunnya ayat dapat membantu untuk memahami makna dari ayat tersebut, sesungguhnya mengetahui sebab akan mewarisi pengetahuan terhadap apa yang disebabkannya. Banyak dari ulama salaf terdahulu menemui kesulitan dalam memahami makna ayat, maka dengan mereka mengetahui sebab turunnya ayat, kesulitan tersebut kemudian akan hilang". Dengan memahami latar belakang peristiwa di balik penurunan Al-Quran, penafsir sangat terbantu dalam menerapkan ayat-ayat pada persoalan yang ingin dipecahkan. Karena itu, para ulama menegaskan bahwa untuk memahami tafsir sebuah ayat dengan baik, penting untuk mengetahui terlebih dahulu kisah dan latar belakang penurunan ayat tersebut.

Memahami penyebab turunnya sebuah ayat akan membantu memperluas pemahaman terhadap makna ayat tersebut. Sebagai contoh yang menunjukkan rentannya penafsiran yang tidak memperhatikan asbabun nuzul, terdapat penafsiran yang dilakukan oleh Usman bin Maz'un dan Amr bin Ma'addi terhadap surat al-Ma'idah:93

Tidak berdosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan tentang apa yang mereka makan (dahulu), apabila mereka bertakwa dan beriman, serta mengerjakan kebajikan.... (QS. Al-Ma'idah:93)

Secara zahir, ayat tersebut membolehkan untuk mengonsumsi minuman khamr. Berdasarkan penafsiran yang salah terhadap ayat tersebut, al-Sayuti kemudian menanggapi: "Seandainya mereka mengetahui sebab turunnya ayat ini tentunya mereka tidak akan mengatakan demikian". Karena al-Nasai dan lainnya meriwayatkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah ketika khamr diharamkan ada orang-orang yang mempertanyakan nasib kaum muslimin yang terbunuh di jalan Allah sedangkan dahulunya mereka meminum khamr.

Jadi, untuk memahami al-Qur'an secara menyeluruh diperlukan pemahaman tentang latar belakang turunnya sebuah ayat. Asbabun nuzul yang merupakan sebab-sebab turunnya ayat memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan dan konteks pengungkapan wahyu. Dengan memahami asbabun nuzul kita dapat terhindar dari penafsiran yang keliru dari makna yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting bagi para pembaca al-Qur'an untuk mempelajari asbabun nuzul agar dapat mengetahui makna yang tepat dari ayat-ayat al-Qur'an.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline