Menyalurkan emosi adalah bagian penting dari kesehatan mental dan kestabilan emosional individu. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, banyak orang menghadapi berbagai tantangan dan tekanan yang dapat memicu emosi negatif seperti kesedihan, kecemasan, atau kemarahan. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara-cara yang sehat dan efektif untuk mengelola dan menyalurkan emosi tersebut.
Ada banyak cara untuk menyalurkan emosi. Penyampaian emosi dapat dilakukan dengan cara positif bisa juga menggunakan cara yang negatif.
Disadur dari Jurnal Pendidikan Tambusai contoh menghadapi emosi dengan cara yang positif seperti melakukan hal-hal yang disukai, misalnya olahraga, melukis, menonton film, pergi jalan-jalan bersama sahabat, membaca, dan kegiatan aktif lainnya. Berbeda dengan orang yang memilih untuk menyalurkan emosinya ke arah yang negatif, misalnya dengan mengkonsumsi narkoba, obat-obatan memabukkan, atau melukai diri (self harm).
Menurut jurnal Madani, self harm merupakan bentuk perilaku yang dilakukan untuk mengatasi tekanan emosional atau rasa sakit secara emosional dengan cara menyakiti dan merugikan diri sendiri tanpa bermaksud untuk melakukan bunuh diri.
Mereka yang melampiaskan emosi menggunakan cara melukai diri, mereka beropini hal tersebut dapat mengurangi emosi negatif dan stres. Ada banyak alasan lainnya mengapa seseorang melakukan tindakan self harm. Melansir dari HelpGuide, mereka beralasan karena self harm sering kali merupakan satu-satunya cara untuk:
- Untuk mengatasi perasaan kesedihan, kebencian pada diri sendiri, kehampaan, rasa bersalah, dan kemarahan,
- Sebagai bentuk mengekspresikan perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata atau melepaskan rasa sakit dan ketegangan,
- Menghilangkan rasa bersalah atau menghukum diri sendiri. Mereka merasa memegang kendali,
- Beberapa orang mungkin merasa lega atau kecemasannya berkurang setelah melukai diri. Karena rasa sakit fisik dapat mengalihkan perhatian dari emosi yang meluap-luap atau keadaan hidup yang sulit,
- Membuat diri jadi terasa hidup, atau sekadar merasakan sesuatu, alih-alih mati rasa,
- Mengekspresikan atau menandai secara fisik apa yang mereka rasakan di dalam diri mereka,
- Mengalihkan rasa sakit emosional menjadi rasa sakit fisik. Karena mereka berpikir rasa sakit fisik mungkin terasa lebih mudah untuk dihadapi atau ditangani.
Apa pun alasan melakukan tindakan self harm, penting untuk mengetahui bahwa ada bantuan yang tersedia jika ingin berhenti. Kamu dapat mempelajari cara lain untuk mengatasi segala sesuatu yang terjadi di dalam diri tanpa harus menyakiti tubuhmu sendiri.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H